tag:blogger.com,1999:blog-27713737950158591372024-03-13T06:00:28.699-07:00SkizofreniaJasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-46000720488184207322013-06-12T04:09:00.003-07:002013-06-12T04:10:05.183-07:00Gangguan berfikir Skizofrenia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b>A.TEORI</b><br />
<br />
<b>1.Pengertian Skizofrenia</b><br />
Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu skizo yang artinya retak atau pecah, dan frenia yang artinya jiwa. Skizofrenia menjelaskan mengenai gangguan jiwa di mana penderita mengalami perpecahan jiwa, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Dengan demikian, seseorang yang menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (Hawari, 2003). Menurut Strausal et al (dalam Iman Setiadi, 2006) skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini di tandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi. Sedangkan gejala negatifnya antara lain seperti avolition (menurunnya minat dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar, serta terganggunya relasi personal.<br />
<br />
Selain dari pengertian di atas Townsend alih bahasa Helena (1998:143), juga mendefenisikan bahwa skizofrenia merupakan suatu bentuk psikosa yang terdiri dari suatu kelompok sindrom klinis yang dinyatakan dengan kelainan dalam isi dan organisasi pikiran, persepsi masukan sensori, ketegangan afek/emosional, identitas, kemauan, perilaku psikomotor, dan kemampuan untuk menetapkan hubungan interpersonal yang memuaskan.<br />
<br />
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa skizofrenia adalah terjadinya gangguan kejiwaan, yang ditandai dengan kelainan isi pikiran, terjadinya disharmoni (perpecahan, keretakan) antara proses berfikir, afek/emosi, kemauan dan psikomotor karena halusinasi, persepsi, dan kemampuan untuk menetapkan hubungan interpersonal yang memuaskan dengan gejala yang ditampilkan terutama ketidakmampuan dalam merawat diri sendiri.<br />
<br />
<b>2.Ciri – Ciri Skizofrenia</b><br />
<br />
antara lain :<br />
<br />
<b>a.Gangguan Delusi</b><br />
Gangguan delusi disebut juga sebagai disorder of thought content atau the basic characteristic of madness adalah gejala gangguan psikotik penderita skizofrenia yang ditandai gangguan pikiran dan keyakinan. Ciri – ciri klinis dari gangguan delusi yaitu :<br />
<br />
1)Keyakinan yang persisten dan berlawanan dengan kenyataan tetapi tidak disertai dengan keberadaan sebenarnya.<br />
2)Terisolasi secara sosial dan bersikap curiga pada orang lain.<br />
<br />
Bentuk – bentuk delusi yang berkaitan dengan skizofrenia yaitu :<br />
<br />
-Delusions of persecution adalah penderita skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik ditandai waham kebesaran, tersohor, sebagai tokoh-tokoh penting atau merasa hebat.<br />
<br />
-Cotard’s syndrome (somatic) adalah penderita skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik atau ketakuatan yang tidak real. Penderita memiliki waham bahwa kondisi fisiknya sakit atau di bagian-bagian tubuh tertentu rusak. Perasaan bagian tubuh yang terganggu atau sakit secara medis tidak ditemukan.<br />
<br />
-Cogras syndrome yaitu penderita skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik ditandai adanya waham pengganti yang tidak real terhadap dirinya. Merasa curiga bahwa selain dirinya ada yang sangat sama dengan dirinya.<br />
<br />
-Erotomatic adalah keyakinan penderita skizofrenia mencari orang-orang tersohor ataupun pada orang-orang yang dicintainya. Penderita merasa dirinya dicintai.<br />
<b><br />b.Halusinasi</b><br />
Adalah gejala gangguan psikotik penderita skizofrenia yang ditandai gangguan persepsi pada berbagai hal yang dianggap dapat dilihat, didengar ataupun adanya perasaan dihina meskipun sebenarnya tidak realitas. Halusinasi bersumber pada otak. Si penderita seolah-olah melihat, mendengar, merasakan sesuatu hal yang sebenarnya tidak terjadi dalam kehidupan nyata dan hanya dalam bayangan si penderita. Bentuk-bentuk halusinasi yang berkaitan dengan penderita skizofrenia yaitu :<br />
<br />
1)Halusinasi pendengaran (audiotory hallucination) adalah penderita skizofrenia yang mengalami gangguan psikotik melalui adanya pendengaran terhadap objek suara-suara tertentu. Keadaan ini sering terjadi ketika penderita skizofrenia tidak melakukan aktivitas. Terjadi pada bagian wernicke’s area.<br />
<br />
2)Halusinasi pada bagian otak (brain imaging) yaitu gangguan daerah otak terutama bagian broca’s area adalah daerah pada bagian otak yang selalu memberikan halusinasi pada penderita skizofrenia.<br />
<br />
<b>c.Disorganisasi</b><br />
Adalah gangguan psikotik dari penderita skizofrenia yang ditandai dengan ketidakmampuan dalam mengatur arah bicara, reaksi emosional dan perilaku motoriknya. Bentuk-bentuk dari gangguan pikiran disorganisasi yaitu :<br />
<br />
1)Tangentialty adalah ketidakmampuan dari penderita skizofrenia untuk mengikuti arah pembicaraan, topik, dan arah pembicaraan. Pembicaraan penderita ini selalu menyimpang jauh dari setiap arah pembicaraannya.<br />
<br />
2)Loose association adalah penderita skizofrenia yang mengalami gangguan dalaam topik pembicaraaan. Topik dan arah pembicaraan penderita skizofrenia ini sama sekali tidak berkaitan dengan apa yang dibicarakan.<br />
<br />
3)Derailment adalah pola pembicaraan penderita skizofrenia sama sekali keluar dari alur pembicaraan.<br />
<br />
<b>d.Pendataran Afek</b><br />
Adalah gejala gangguan psikotik dari penderita skizofrenia yang ditandai dengan ketidakmampuannya dalam mengatur antara reaksi emosional dan pola perilaku (inappropriate affect) atau afektif yang tidak sesuai dengan perilaku. Ciri-ciri klinis pendataran afek yaitu: tidak adanya reaksi emosional dalam komunikasi, selalu menatap kosong dalam pandangannya, dan berbicara datar tanpa ada nada pembicaraan.<br />
<br />
<b>e.Alogia</b><br />
Adalah gejala gangguan psikotik dari penderita skizofrenia yang ditandai dengan adanya disefisiensi dalam jumlah atau isi pembicaraan. Adapun ciri-ciri klinis dari penderita alogia yaitu: (1) jawaban yang diberikan penderita singakat atau pendek, (2) cendrung kurang tertarik untuk berbicara, (3) lebih banyak berdiam diri, (4) adanya gangguan pikiran negatif dan berkomunikasi, (5) kesulitan dalam memformulasikan kata.<br />
<br />
<b>f.Avolisi</b><br />
Yaitu gejala gangguan psikotik dari penderita skizofrenia yang ditandai ketidakmampuan memulai ataupun mempertahankan kegiatan-kegiatan penting. Ciri-ciri klinis gangguan avolisi yaitu:<br />
1)Tidak menunjukkan minat pada aktivitas atau fungsi kehidupannya sehari-hari dan tidak berminat merawat kesehatan tubuhnya.<br />
2)Cenderung menjadi pemalas dan kotor.<br />
<br />
<b>g.Anhedonia</b><br />
Yaitu gejala gangguan psikotik dari penderita skizofrenia yang ditandai dengan ketidakadaan perasaan senang, sikap tidak peduli terhadap kegiatan sehari-hari, cendrung tidak suka makan dan ketidakpedulian terhadap hubungan interaksi sosial atau seks.<br />
<br />
<b>3.Gejala-Gejala Skizofrenia</b><br />
Sebelum diganggu halusinasi, bahasa penderita sisofrenik ini tampak terganggu. Pada tahap awal penderita mengisolasi pikirannya. Tidak banyak berkomunikasi dengan dunia luar, tetapi banyak berdialog dengan diri sendiri. Ekspresi verbal terbatas, tetapi kegiatan dalam dunia bahasa internal (berbahasa dalam pikiran sendiri) sangat ramai. Jadi, gangguan tahap awal ini menyerupai mutisme elektif. Pada tahap prahalusinasi gaya bahasa verbalnya sangat berlebihan dan kesulitan menggunakan kosa kata. Pada tahap berikutnya, gangguan ekpresi verbal membuatnya menarik diri dari pergaulan, sehingga ekspresi verbal menjadi terbatas dan jarang.<br />
<br />
<b>4.Jenis-Jenis Skizofrenia</b><br />
Kraepelin membagi skizofrenia menjadi beberapa jenis<br />
<br />
a.<b>Skizofrenia kompleks</b>, gejala utama pada jenis simplex adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.<br />
b.<b>Skizofrenia bebefrenik</b>, gejala yang menonjol adalah gangguan proses berfikir, gangguan kemauan dan adanya depersonalisasi atau double personality.<br />
c.<b>Skizofrenia katatonik</b>, biasanya akut dan didahului oleh stress emosional. Katatonik ini terbagi atas dua macam, yaitu stupor katatonik (penderita tidak menampakkan sama sekali ketertarikannya terhadap lingkungannya) dan gaduh gelisah katatonik (terdapat hiperaktifitas motorik, tetapi tidak disertai emosi yang semestinya dan tidak dipengaruhi rangsangan dari luar).<br />
d.<b>Skyzofrenia paranoid</b>, dengan ciri mempunyai perasaan yang takut akan ancaman dan hukuman.<br />
e.<b>Episoda skizofrenia aku</b>t, gejala skizofrenia muncul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan mimpi. Dalam keadaan ini seakan-akan dunia luar dan dirinya sendiri berkabut.<br />
f.<b>Skizofrenia residual </b>gejala yang menyolok adalah gangguan afek atau emosi, gangguan pikiran dan kemauan.<br />
Kartono (1986:259-260) juga menggolongkan skizofrenia ke dalam tiga kategori, yaitu:<br />
<br />
<b>1.Skizofrenia Hebefrenik</b><br />
Artinya mental atau jiwanya menjadi tumpul. Ciri-cirinya:<br />
a.Orang yang mengalami derealisasi dan depersonalisasi berat.<br />
b.Dihinggapi macam-macam ilusi dan delusi, sebab fikirannya kacau, melantur.<br />
c.Banyak tersenyum-senyum sendiri tanpa ada perangsang sedikit pun.<br />
<br />
<b>2.Skizofrenia Katatonik.</b><br />
Ciri-cirinya sebagai berikut:<br />
a.Gangguan psikomotor, seperti adanya stupor, negativisme rigiditas, postur aneh, agitasi, dan mutisme (bisu).<br />
b.Respon motorik tidak lazim dalam bentuk diam dan pada posisi di tempat (waxy flexibelity) atau posisi kegiatan eksesif.<br />
c.Tingkah laku ganjil dengan tubuh dan wajah yang menyeringai (grimering).<br />
d.Sering mengulang atau meniru kata-kata orang lain (echolalia).<br />
e.Senang meniru gerakan oang lain (echopraxia)<br />
f.Catatonic immobility, yaitu gangguan perilaku motorik dimana orang itu tetap diam tanpa bergerak dalam kurun waktu lama dengan postur tubuh yang ganjil.<br />
g.Urat-uratnya menjadi kaku dan mengalami chorea flexibility yaitu badan jadi kaku seperti malam atau was.<br />
h.Ada pola tingkah laku yang stereothypes, aneh-aneh atau gerak-gerak otomatis dan tingkah laku yang aneh-aneh yang tidak terkendalikan oleh kemauan.<br />
<br />
<b>3.Skizofrenia Paranoid</b><br />
Ciri-cirinya yaitu:<br />
a.Penderita diliputi macam-macam delusi dan halusinasi yang terus berganti-ganti coraknya dan tidak teratur serta kacau balau.<br />
b.Pasien tampak lebih waras dan tidak sangat ganjil dan aneh jika dibandingkan dengan penderita skizofrenia jenis lainnya.<br />
c.Akan tetapi pada umumnya dia bersikap sangat bermusuhan terhadap siapapun juga.<br />
d.Merasa dirinya penting.<br />
e.Sering sangat fanatik religious secara berlebihan.<br />
<br />
<b>4.Penyebab Skizofrenia</b><br />
Banyak faktor yang menyebabkan sesorang bisa terkena penyakit skizofrenia. Terkadang hal sepele, tanpa ada kontrol diri dari individu tersebut, bisa menyebabkannya terkena penyakit skizofrenia. Berikut beberapa faktor yang meyebabkan seseorang terkena skizofrenia, yaitu:<br />
<br />
<b>a.Faktor Biologis</b><br />
Adanya gangguan pada neurotransmitter (penyampaian pesan secara kimiawi) dimana terjadi ketidakseimbangan produksi neurotransmitter dopamine. Bila kadar dopamine berlebihan atau kurang, penderita dapat mengalami gejala positif atau gejala negatif.<br />
<br />
<b>b.Pengaruh genetik</b><br />
Kemungkinan bahwa skizophrenia merupakan kondisi kompleks warisan, dengan beberapa gen mungkin berinteraksi untuk menghasilkan resiko schizophrenia terpisah atau komponen yang dapat terjadi mengarah diagnosa. Gen ini akan muncul untuk nonspesifik dimana mereka dapat menimbulkan resiko gila lainnya.<br />
<b><br />c.Faktor Psikososial</b><br />
Skizofrenia ditinjau dari faktor psikososial sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga dan stressor psikososial. Suatu penjelasan hipotesis akibat sosial yang menyatakan stress yang dialami oleh anggota kelompok sosioekonomi rendah berperan dalam perkembangan skizofrenia.<br />
<br />
<b>d.Faktor Sosiokultural</b><br />
Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan skizofrenia. Di samping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut. Beberapa faktor-faktor kebudayaan tersebut :<br />
<br />
<b>-Cara-cara membesarkan anak</b><br />
Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter, hubungan orang tua anak menjadi kaku dan tidak hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan.<br />
<br />
<b>-Sistem Nilai</b><br />
Perbedaan sistem nilai, moral, dan etika antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, antara masa lalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah kejiwaan. Begitu pula perbedaan moral yang diajarkan di rumah/sekolah dengan yang dipraktekkan di masyarakat sehari-hari.<br />
<br />
<b>e.Usia</b><br />
Schizophrenia umumnya terjadi pada akhir masa remaja dan awal masa dewasa. Menurut data yang ditunjukkan pusat data schizophrenia AS, tiga perempat penderita schizophrenia berusia 16-25 tahun. Pada kelompok usia 16-25 tahun, schizophrenia mempengaruhi lebih banyak laki-laki dibanding perempuan, sedangkan pada kelompok usia 26-32 tahun penyakit ini lebih banyak menyerang perempuan.<br />
<br />
<b>f.Psikologis</b><br />
Sejumlah mekanisme psikologis telah mempengaruhi orang menderita schizophrenia. Ketika dibawah tekanan atau situasi membingungkan, termasuk perhatian yang berlebihan dapat memunculkan penyakit ini. Banyak individu penderita schizophrenia emosinya sangat responsif, itu dapat menyebabkan kerentanan terhadap gejala kekacauan.<br />
<br />
<b>5.Cara Penanganan dan Penyembuhan Skizofrenia</b><br />
Prognosa dan penyembuhan bagi penderita skizofrenia pada umumnya sedikit sekali. Kemungkinan bisa sembuh terutama jika keadaannya sudah parah sulit dilakukan. Yang penting adalah usaha prefentif menurut Kartini Kartono(2002, h. 247-248) berupa:<br />
<br />
a.Menghindarkan dari frustrasi-frustrasi dan kesulitan-kesulitan psikis lainnya.<br />
b.Menciptakan kontak-kontak sosial yang baik.<br />
c.Membiasakan pasien memiliki sikap hidup positif, dan mau melihat hari depan dengan rasa berani.<br />
d.Beranikan ia mengambil sikap tegas dalam menghadapi realitas dengan rasa positif dan usakanlah agar dia bisa menjadi extrovert.<br />
<br />
Dalam situs www.sivalintar.com dijelaskan tentang beberapa cara penanganan skizofrenia, yaitu:<br />
<br />
a.Sikap menerima adalah langkah awal penyembuhan<br />
b.Penderita perlu tahu penyakit apa yang diderita dan bagaimana melawannya.<br />
c.Dukungan keluarga akan sangat berpengaruh.<br />
d.Perawatan yang dilakukan oleh para ahli bertujuan mengurangi gejala skizofrenik dan kemungkinan gejala psyhcotik.<br />
e.Penderita skizofrenia biasanya menjalani pemakaian obat-obatan selama waktu tertentu, bahkan mungkin harus seumur hidup.<br />
<br />
Cara-cara Terapi/Perawatan Skizofrenia<br />
<br />
Selain cara dengan perawatan di rumah sakit (umum atau jiwa) dan rawat jalan, ada cara alternatif, yaitu dirawat hanya pada siang atau malam hari saja di rumah sakit, sebagian hari lainnya pasien berada di rumah bersama dengan keluarga atau di sekolah atau tempat kerja bersama teman-temannya.<br />
<br />
Selain itu ada program terapi residensial, yaitu tempat semacam asrama bagi pasien skizofrenia yang sudah relatif tenang atau mencapai keadaan remisi (tetapi masih memerlukan rehabilitasi, latihan keterampilan lebih lanjut), dapat hidup dalam suasana lingkungan seperti keluarga (bersama-sama pasien lainnya). Hal itu berguna agar ia dapat mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya di tengah-tengah lingkungan yang mendukung sehingga ia kemudian juga terampil menjalani kehidupan ini di luar rumah sakit, di tengah-tengah masyarakat luas seperti anggota masyarakat pada umumnya.<br />
Semuanya memerlukan semacam dukungan sosial (social support) dari komuniti atau lingkungan masyarakatnya.<br />
<br />
Secara tuntas, untuk terapi holistik diperlukan perhatian baik untuk fisiknya (makanan, istirahat, medikasi, latihan fisik), mental-emosionalnya (psikoterapi, konseling psikologis), dan bimbingan social (cara bergaul, latihan keterampilan social) serta lingkungan keluarga dan social yang mendukung. Di samping terapi okupasional (kegiatan untuk mengisi waktu) diperlukan juga terapi/rehabilitasi vokasional (untuk melatih keterampilan kerja tertentu yang dapat digunakan pasien untuk mencari nafkah).<br />
<br />
<b>B.TEMUAN DAN ANALISIS</b><br />
Berdasarkan hasil observasi ke lapangan dengan mengajak pengidap skizofrenia untuk bercakap-cakap, diperoleh kesimpulan bahwa peneliti menemukan ada pengidap skizofrenia yang introvert, sulit untuk diajak bicara, dan bahkan terlihat takut, dan lari. Namun, ada juga peneliti menemukan pengidap skizofrenia yang cenderung pemarah, menceracau, dan tidak sesuainya antara pertanyaan yang peneliti ajukan dengan jawaban yang dilontarkan oleh si skizofrenia.<br />
<br />
Penelitian ini penulis lakukan di salah satu kampung di Pesisir Selatan tepatnya di kenagarian Balai Selasa, daerah Tabek dan di depan bioskop Karya, Padang. Penderita skizofrenia di daerah Tabek, Balai Selasa lebih agresif, menceracau dan tidak adanya kesesuaian antara apa yang diucapkan dengan apa yang ditanyakan. Ketika diminta keterangan kepada keluarganya, sebab bapak Fe’i menjadi gila karena dia terlalu mendalami ilmu agama. Namun, karena tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, akibatnya pak Fe’i tamakan kaji dan menjadi gila. Setiap pertanyaan yang kami ajukan selalu tidak sesuai jawabannya dan bahkan terkadang ia mengabaikan pertanyaan dari kami, dia sibuk bercerita sendiri saja.<br />
<br />
Meskipun pak Fe’i gila, tapi keluarganya mengatakan kalau bapak Fe’i tidak mengganggu orang tapi hanya sering marah-marah tidak jelas dan menceracau sendiri. Berikut cuplikan pembicaraan dengan pengidap skizofrenia yaitu bapak Fe’i<br />
Nama : Fe’i<br />
Umur : 62 tahun<br />
Tempat tinggal : Tabek, Balai Selasa<br />
“Sagalo yang ado di bumi jo di langik, mamohon kapada-Nyo, jo caro masing-masing, kasanyo gilo”.<br />
Itu salah satu cuplikan perkataan yang diucapkan oleh pak Fe’i. Dari sikap dan berbicaranya pak Fe’i dapat kami simpulkan bahwa pak Fe’i termasuk pengidap skizofrenia paranoid. Kami menyimpulkan begitu karena dilihat dari ciri-ciri pengidap skizofrenia sama dengan pak Fe’i. Adapun ciri-ciri dari skizofrenia paranoid yaitu:<br />
<br />
a.Penderita diliputi macam-macam delusi dan halusinasi yang terus berganti-ganti coraknya dan tidak teratur serta kacau balau.<br />
b.Pasien tampak lebih waras dan tidak sangat ganjil dan aneh jika dibandingkan dengan penderita skizofrenia jenis lainnya.<br />
c.Akan tetapi pada umumnya dia bersikap sangat bermusuhan terhadap siapapun juga.<br />
d.Merasa dirinya penting.<br />
e.Sering sangat fanatik religious secara berlebihan.<br />
Kesamaan ciri-ciri pak Fe’i dengan yang di atas, terlihat dari penampilan pak Fe’i seperti orang waras dan pakainnya rapi, hal itu mungkin disebabkan karena pak Fe’i masih tinggal dengan keluarganya, sehingga masih diurus oleh keluarganya. Berdasarkan keterangan keluarganya, pak Fe’i memang sangat fanatik dengan agama, sehingga akibat kegilaannya yaitu juga karena terlalu mendalami ilmu agama, namun tidak seimbang dengan dirinya. Keluarganya juga menyatakan bahwa pak Fe’i sering marah-marah dan menceracau tanpa ada sebabnya serta berhalusinasi dan berdelusi sendiri. Terkadang pak Fe’i juga agak sedikit waspada terhadap orang yang baru dilihatnya.<br />
<br />
Bapak Fe’i (62 tahun)<br />
<br />
<b>Pengidap Skizofrenia Kedua:</b><br />
<br />
Data didapatkan di depan bioskop KARYA, Padang. Identitas orang gila tersebut tidak bisa diketahui karena susah diajak berkomunikasi dan orang-orang sekitar juga tidak mengenal identitas dari orang tersebut, tetapi orang-orang sekitar tahu bagaimana tingkah lakunya. Menurut orang disekitar sana, bapak itu sering berada di depan bioskop karya tersebut dan tidak mengganggu orang-orang sekitar. Ketika kami ajak berbicara, informan ini lebih banyak diam dan hanya merespon ucapan kami dengan menunjuk dan sekali-kali menjawab, itupun tidak sesuai jawaban dengan apa yang kami tanyakan.<br />
<br />
Kami : Pak dimano rumah pak?<br />
Informan : di Sawah (sambil nunjuk ke depan)<br />
Kami : bini pak?<br />
Informan : di sawah tu<br />
Kami : anak pak mano?<br />
Informa : bunghatta<br />
<br />
Dari percakapan di atas bisa kita lihat bahwasanya informan kedua ini tergolong ke dalam skizofrenia kompleks, di mana gejala yang menyolok adalah kedangkalan emosi dan penurunan kemauan serta gangguan pikiran. Hal itu terlihat dari penampilan si informan yang sangat tidak terawat, badan yang tidak terurus dan bau badan yang sangat menusuk, dan adanya kedangkalan emosi, di mana si informan ketika diajak berbicara hanya diam dan tidak adanya emosi yang meledak-ledak dan sikap kasar.<br />
<br />
Bahkan terlihat si informan takut dan tidak mau diajak berbicara. Pada informan ini sangat terlihat gangguan berfikirnya. Hal itu terlihat dari ketidaksesuaian jawaban yang dilontarkan atas pertanyaan yang kami berikan, terjadinya disorganisasi, pendataran afek, alogia, avolusi, dan anhedonia.<br />
<br />
Sumber :<br />
Copyright 2013 Kampusindo.com<br />
kampus indonesia</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-15912826316407289292013-06-12T04:04:00.000-07:002013-06-12T04:04:32.749-07:00Penanganan Menyeluruh Bagi Penderita Skizofrenia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br />Skizofrenia merupakan salah satu penyakit jiwa terberat yang menjadi beban bagi penderitanya. Pun berpengaruh besar terhadap hubungan sosial penderitanya, yaitu berupa penurunan kemampuan interaksi sosial yang membuat penderita mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan teman-temannya.<br /><br />Skizofrenia adalah salah satu kelainan pada otak yang terjadi akibat gangguan keseimbangan kimia di otak. Sejauh ini tidak ada satu penyebab pasti dari skizofrenia. Banyak faktor berkontribusi terhadap terjadinya skizofrenia.<br /><br />Faktor ini seperti genetik, kondisi prakelahiran, cedera otak, trauma, tekanan sosial, dan stres. Penggunaan narkoba juga dapat menjadi faktor pemicu skizofrenia.<br /><br />Skizofrenia ini menjadi penyakit kronis, terlebih ketika penderita memiliki kesulitan memproses pikirannya. Pada mereka dengan masalah skizofrenia, juga muncul halusinasi, delusi, pikiran yang tidak jelas, dan tingkah laku atau bicara yang tidak wajar.<br /><br />Gejala tersebut dikenal sebagai gejala psikotik, menyebabkan penderita skizofrenia mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain. Penderita pun cenderung menarik diri dari aktivitas sehari-hari dan dunia luar.<br /><br />Karena sulit berinteraksi dengan orang lain, skizofrenia berdampak pada perkembangan karier penderita. Banyak yang berhenti bekerja setelah mengalami skizofrenia. Tidak hanya itu saja, kondisi fisik mereka ikut memburuk. Sekitar 10 persen orang yang menderita skizofrenia berakhir dengan bunuh diri.<br /><br />Untuk itu diperlukan penanganan bagi penderita skizofrenia. Pendekatan penanganan mesti menyeluruh, baik secara psikologis, sosial, spiritual, maupun intelektual.<br /><br />Menurut Herni Susanti, MN, perwakilan dari Mental Health Care Management UI, keluhan yang sering disampaikan oleh penderita meski obat sudah teratur dikonsumsi, kemampuan psikologisnya masih belum cukup baik.<br /><br />"Mereka masih tidak tahan dengan stres. Penyebabnya, mereka tidak dibekali cara menangani stres," kata perempuan yang sedang menempuh program doktor di University of Manchester, Inggris ini.</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-61270745244275991832013-06-12T04:03:00.000-07:002013-06-12T04:03:03.407-07:00Skizofrenia bisa dideteksi lewat hidung?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: arial; font-size: 15.199999809265137px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
Peneliti dari Israel dan Amerika Serikat menemukan cara baru untuk mendiagnosis skizofrenia, yaitu mengumpulkan jaringan dari dalam hidung.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: arial; font-size: 15.199999809265137px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
Sampai sekarang skizofrenia merupakan penyakit yang memang cukup sulit untuk dideteksi. Biasanya, skizofrenia didiagnosis dari berbagai evaluasi psikologis atau sampel otak yang diambil setelah pasien meninggal dunia.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: arial; font-size: 15.199999809265137px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
Namun peneliti dari <em style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 15.199999809265137px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;">Johns Hopkins Hospital</em> di Baltimore menemukan cara yang lebih mudah untuk mendeteksi skizofrenia. Mereka tepatnya mengumpulkan sampel sistem saraf pada hidung pasien.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: arial; font-size: 15.199999809265137px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
Setelah itu, peneliti dari <em style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 15.199999809265137px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;">Tel Aviv University</em> di Israel menganalisis jaringan tersebut dan mengidentifikasi jumlah mikroRNA - molekul yang membantu regulasi kode genetik - cukup tinggi ditemukan pada pasien skizofrenia.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: arial; font-size: 15.199999809265137px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
Sebagaimana dilansir dari <em style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 15.199999809265137px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;">Toronto Sun</em>, skizofrenia adalah gangguan biokimia kompleks pada otak yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk membedakan antara kenyataan atau fiksi. Sampai saat ini, sayangnya belum ditemukan obat untuk menyembuhkan skizofrenia secara total.</div>
<div style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-family: arial; font-size: 15.199999809265137px; line-height: 25px; margin-bottom: 10px; outline: none 0px; padding: 0px 0px 10px; width: 650px;">
Peneliti optimis bahwa analisis terbaru mereka bisa memberikan petunjuk dalam memahami dan mengobati skizofrenia. Hasil penelitian kemudian dilaporkan dalam jurnal <em style="background-attachment: scroll; background-image: none; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border: 0px none; font-size: 15.199999809265137px; margin: 0px; outline: none 0px; padding: 0px;">Neurobiology of Disease</em>.</div>
</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-45194732206829350342013-06-12T04:02:00.002-07:002013-06-12T04:02:14.733-07:00Penyakit Skizofrenia Dipicu Oleh Kerusakan Otak<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Melalui penelitian dengan menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI), ahli saraf dan psikiater dari Universitas Kolombia mampu mengidentifikasikan area di otak yang terlibat di dalam tahapan dini terjadinya skizofrenia yang berkaitan dengan kelainan psikotik. Aktivitas pada daerah spesifik hipokampus mampu memprediksi onset dari penyakit ini sehingga mampu menghasilkan diagnosis dini dan membuka kesempatan untuk pembentukan obat atau terapi untuk mencegah terjadinya skizofrenia.<br /><br />Penelitian ini dipublikasikan melalui Archives of General Psychiatry, September 2009. Di dalam penelitian, para peneliti melakukan scanning otak pada 18 individu dengan risiko tinggi dan memiliki gejala prodromal serta dibandingkan dengan 18 individu sehat yang diikuti selama 2 tahun. Bagi mereka yang mengalami episode pertama gejala psikotik, didapatkan sekitar 70% peserta memiliki peningkatan aktivitas di daerah hipokampus yang disebut dengan subregio CA1.<br /><br />Penelitian sebelumnya memang telah mengidentifikasikan secara general peningkatan aktivitas di area hipokampus pada skizofrenia kronik. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa pada tahapan dini dari penyakit, sebelum gejala bermanifestasi, peningkatan aktivitas di regio tertentu dari hipokampus dapat menjadi salah satu deteksi dini berlanjutnya penyakit ini.<br /><br />fMRI merupakan teknik pemeriksaan non-invasif yang dapat mengukur metabolisme otak yang mengindikasikan bagian dari otak yang aktif selama aktivitas tertentu. Mapping atau memetakan cerebral blood volume (CBV) adalah metode yang digunakan di dalam fMRI untuk mengukur aktivitas yang mengindikasikan peningkatan atau penurunan dari metabolisme otak.<br /><br />‘Kerusakan otak yang selama ini sering terjadi sulit dideteksi melalui teknik pemeriksaan penunjang konvensional,’ kata Dr. Small Herbert Irving, profesor dalam bidang Neurologi di Sergievsky Center dan diTaub Institute for Research on Alzheimer’s Disease and the Aging Brain Universitas Kolombia. ‘Sangatlah penting untuk menvisualisasikan area yang paling dipengaruhi di otak sehingga dapat memberi kita petunjuk mengenai penyebab dari penyakit.<br /><br />Saat ini, tidak ada pemeriksaan yang mempu mendiagnosis skizofrenia pada tahapan dini. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis setelah menyingkirkan penyebab lainnya.</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-56948053493953380032013-06-12T04:00:00.000-07:002013-06-12T04:00:30.833-07:00Punya Avatar Bantu Sembuhkan Pasien Skizofrenia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-tkkoqEyY2po/UbhUwufXBAI/AAAAAAAAAL4/bznDlyOfwCc/s1600/188785_620.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="http://2.bp.blogspot.com/-tkkoqEyY2po/UbhUwufXBAI/AAAAAAAAAL4/bznDlyOfwCc/s400/188785_620.jpg" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
TEMPO.CO - Penggunaan avatar ternyata dapat membantu pasien Skizofrenia atau gangguan kejiwaan untuk mengurangi gangguan berupa suara - suara aneh. Melalui perangkat lunak komputer, suara - suara aneh yang didengar pasien Skizofrenia dapat diterjemahkan ke dalam sebuah bentuk avatar.<br /><br />Temuan yang telah dipublikasikan dalam British Journal of Psychiatry ini menyebutkan, 3 dari 6 pasien Skizofrenia yang menjalani terapi Avatar sebanyak enam kali mengaku gangguan suara sangat berkurang jauh. Bahkan tiga dari mereka menyatakan, suara yang kerap mengganggu sudah tidak lagi muncul.<br /><br />"Suara yang telah diterjemahkan ke dalam Avatar didesain secara bertahap mengatakan kepada pasien, 'Anda akan baik - baik saja, dan aku akan meninggalkan anda'," ujar Profesor Peneliti, Julian Leff dari University College London, seperti yang dikutip dalam situs berita BBC, Kamis, 30 Mei 2013.<br /><br />Meskipun avatar dapat membantu pasien Skizofrenia menjadi lebih baik, Julian Leff tidak menganjurkan pasiennya untuk menggunakan sistem avatar ini secara terus menerus. Leff lebih mendorong pasien untuk meyakini dirinya sendiri, bahwa apa yang dikatakan Avatar sebenarnya tidak ada. "Apa yang mereka (avatar) katakan adalah omong kosong, avatar harus pergi meninggalkan anda sendirian, anda tidak perlu siksaan semacam ini," katanya.<br /><br />Terapi avatar merupakan bentuk pengobatan alternatif apabila pasien Skizofrenia tidak merespon terhadap obat-obatan oral. Terapi avatar merupakan terapi perilaku kognitif yang dapat membantu pasien dalam mengatasi gangguan suara yang tidak juga hilang setelah minum obat anti psikotik.<br /><br />"Obat anti psikotik sangat penting bagi banyak orang (dengan Skizofrenia), namun obat - obatan ini memiliki banyak efek samping yang parah," ujar Paul Jenkins, dari Badan Amal untuk Penyakit Mental, Rethink.</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-75904378299140907272009-01-11T22:45:00.000-08:002013-06-11T09:04:56.347-07:00Pelurusan Soal Skizofrenia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br />Saya hanya mencoba memberikan suatu tinjauan keilmuan psikiatri mengenai pernyataan yang Saudara Helwan Purwanegara tulis dalam kolom buku pilihan yang berjudul "Ruang Batin Penderita Skizofrenia" pada halaman 12 Koran Tempo edisi Minggu, 12 Desember 2004. Hal ini saya lakukan agar nantinya tidak timbul persepsi yang keliru di kalangan masyarakat mengenai bentuk bantuan yang dapat seorang psikiater berikan demi penyembuhan seorang penderita skizofrenia.<br /><br />Tulisan resensi yang Saudara buat itu cukup baik dalam menganalisis poin-poin penting dalam buku Ratu Adil, Memoar Seorang Skizofren atas dasar pemahaman keilmuan psikologi yang Saudara miliki mengenai suatu gangguan skizofrenia. Tapi kemudian timbul pertanyaan dalam benak saya ketika membaca tiga paragraf akhir dari tulisan tersebut.<br /><br />Terdapat tiga hal penting yang sepertinya harus saya luruskan menyangkut pernyataan Saudara mengenai suatu gangguan skizofrenia. Yang pertama, saya setuju dengan pernyataan Saudara yang mengatakan bahwa tradisi psikiatri klinik cenderung merepresi pengalaman-pengalaman yang tidak nyata (patologis) pada penderita skizofrenia.<br /><br />Hal ini berkaitan dengan masalah reality testing ability (RTA) atau kemampuan daya nilai realitas penderita skizofrenia yang mengalami gangguan seperti adanya waham dan halusinasi. Obat-obatan antipsikotik digunakan untuk menekan gejala positif yang terjadi pada penderita skizofrenia itu, bukan obat-obatan antidepresan seperti yang Saudara tulis dalam paragraf tersebut.<br /><br />Yang kedua, saya kurang setuju dengan pernyataan Saudara yang mengatakan bahwa skizofrenia adalah problem psikologis dan bukan problem biologis. Sebab, penyebab gangguan kejiwaan itu (dalam hal ini skizofrenia) merupakan satu kesatuan dari tiga aspek, yaitu bio-psiko-sosial.<br /><br />Sejak memasuki abad milenium ini, justru masalah biologis menjadi topik bahasan yang sangat menarik bagi kalangan peneliti psikiatri biologik di dunia dalam menemukan penjelasan biologis di otak dari gangguan skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian terbaru dalam jurnal psikiatri mengenai kaitan neurotransmitter dopamin, serotonin, efinefrin, dan norefinefrin dengan gangguan kejiwaan, dapat disimpulkan bahwa untuk setiap gangguan kejiwaan itu kini dapat diterangkan penjelasan biologisnya.<br /><br />Yang ketiga, karena penyebab gangguan kejiwaan itu menyangkut tiga aspek tadi, penanganannya pun harus secara holistik antara problem biologis, psikologis, dan sosial. Jadi tidaklah benar kalau pemberian obat-obatan justru akan merusak saraf otak penderitanya. Sebab, seorang dokter pasti mempunyai dasar farmakologis tertentu dalam memberikan obat kepada pasiennya demi membantu penyembuhan.<br /><br />Dokter Isa Multazam Noor</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-54466540758793371312009-01-11T22:43:00.002-08:002013-06-11T09:06:21.946-07:00Apa dan Bagaimana Gangguan Kejiwaan? <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
--><br /><br />Depresi<br /><br />Tidak mudah mendepinisikan Depresi secara tepat. Depresi lebih parah daripada sekedar perasaan putus asa sesaat; depresi adalah penyakit yang menguras emosi, yang secara serius mengganggu kesanggupan seseorang untuk melakukan aktivitasnya secara normal. <br /><br />Dokter Andrew Slaby menggambarkan parahnya kondisi depresi itu begini, "Bayangkan nyeri pisik terhebat yang pernah anda rasakan --patah tulang, sakit gigi, atau sakit bersalin-- lipat gandakan sepuluh kali dan bayangkan anda tidak tahu penyebabnya; barulah anda mungkin dapat mengira-ngira seberapa menyiksanya depresi itu."<br /> <br /> Menurut Dr.H.M. Surya, istilah depresi digunakan untuk menamai suatu bentuk gejala gangguan mental yang ditandai dengan penekanan perasaan yang amat mendalam.<br /> Sedangkan depresi terselubung merupakan gejala perasaan tertekan dalam diri orang-orang yang secara keseluruhan tergolong normal. Meskipun terjadi pada orang-orang normal, akan tetapi rasa tertekan ini akan mempengaruhi keseluruhan perilakunya. Bila keadaan ini dibiarkan terus-menerus maka penampilan kepribadiannya pun akan mengalami gangguan dan bukan mustahil dapat menjadi depresi yang sebenarnya.<br /> Para individu yang dianggap mendapat gangguan depresi terselubung sering mendapat kesulitan dalam perilaku kehidupannya. Gangguan ini tidak hanya menghambat diri yang bersangkutan saja, akan tetapi secara tidak langsung dapat mengganggu kehidupan lingkungan.<br /> Dalam kadar tertentu gejala depresi terselubung banyak dihadapi oleh berbagai pihak baik disadari atau tidak, dan pada umunya tidak disadari oleh yang bersangkutan. <br /> <br /> Seseorang yang depresi sungguh-sungguh merasa pedih. Kepedihan itu benar-benar tak terbayangkan, juga bukan aksi pura-pura untuk sekedar menarik perhatian. --(Sedarlah!)<br /> <br /> Lebih lengkap tentang Depresi, klik link berikut : <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/afektif.html">Gangguan Afektif</a> <a href="http://www.sivalintar.com/hidup.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/hidup.html">Gangguan Mental dan Bunuh Diri</a> <a href="http://www.sivalintar.com/gejala.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/gejala.html">Depresi terselubung</a> <a href="http://www.sivalintar.com/remaja.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/remaja.html">Ruang Remaja</a> <a href="http://www.sivalintar.com/pengalamanku.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/pengalamanku.html">Pengalamanku</a> <br /><br /> Ansietas<br /> <br /> Ansietas dan kecemasan, kembar yang tidak dapat dipisahkan!<br /> Ada hal-hal yang buruk yang dapat Anda derita tetapi ansietas dan kecemasan adalah masalah- masalah yang umum terjadi. Mengapa demikian? Pertama-tama ansietas dan kecemasan sangat berhubungan dengan rasa takut. Rasa takut dapat merupakan emosi yang sangat kuat dan ada alasan-alasan biologis untuk itu.<br /> <br /> Ansietas adalah perasaan yang Anda alami ketika Anda terklalu mengkhawatirkan kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi di mas depan yangtidak bisa Anda kendalikan dan yang jika itu terjadi, akan dinilai sebagai 'mengerikan', atau dapat mengungkapkan bahwa Anda adalah orang yang benar-benar tidak mampu menata pikiran Anda sendiri. <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/ansietas.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/ansietas.html">Selengkapnya...</a> <br /><br /><br /> <br /> Gangguan Bipolar<br /> <br /> Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. begitu meningkatnya hingga melampaui batas normal suasana hati yang baik". Fase peningkatan ini disebut mania. Gejalanya mungkin mencakup berpikir dengan sangat cepat. Cerewet, dan penurunan kebutuhan untuk tidur. Bahkan, sipenderita dapat terjaga selama berhari-hri tanpa tidur, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda kehabisan energi. Gejala lain dari gangguan bipolar adalah perilaku yang sangat impulsif tanpa memikirkan konsekwensi.<br /> <br /> "Mania sering kali mempengaruhi cara berpikir, penilaian, dan prilaku sosial dengan cara yang menimbulkan problem serius dan hal-hal yang memalukan," kata laporan yang dibuat oleh Institut Kesehatan Mental Nasional AS. Berapa fase mania ini berlangsung? kadang-kadang hanya beberapa hari; dalam kasus lain, mania terus berlangsung selama beberapa bulan sebelum akhirnya digantikan oleh pasangannya, depresi. <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/bipolar.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/bipolar.html">Selengkapnya...</a> <br /> <br /> Skizofrenia<br /> <br /> Apa sebenarnya skizofrenia? Siapa saja yang bisa terkena penyakit yang menyerang otak ini? Bagaimana penyakit ini menyerang manusia? Apa saja gejalanya? Pertanyaan-pertanyaan ini kerap meligkupi kaum awam atau keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita skizofrenia.<br /> <br /> Menurut situs resmi www.schizophrenia.com, skizofrenia adalah penyakit yang diakibatkan gangguan susunan sel-sel syaraf pada otak manusia.<br /> <br /> Umumnya ada dua macam penyakit yang biasa disebut gila ini, yaitu neurosa dan psikosa. Skizofrenia termasuk psikosa. Penyebabnya sampai kini belum diketahui secara pasti, namun disebutkan faktor keturunan bisa menjadi salah satu penyebab. <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/skizofrenia.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/skizofrenia.html">Selengkapnya...</a> <br /><br /> Lebih lengkap dan detail tentang depresi, ansietas, gangguan bipolar, skizofrenia dan gangguan kejiwaan lainya, kunjungi situs-situs berikut ini: <br /><a href="http://www.narsad.org/">www.narsad.org</a> <br /><a href="http://www.bipolarfocus.org/">www.bipolarfocus.org</a> <br /><a href="http://www.schizophrenia.com/">www.schizophrenia.com</a> </div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-34980090437135672132009-01-11T22:43:00.001-08:002013-06-11T09:06:58.028-07:00DAMPAK ELECTROCONVULSIVE THERAPY TERHADAP KEMAMPUAN MEMORY KLIEN DI RSJP BANDUNG <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
--> <br /><br />Depresi<br /><br />Tidak mudah mendepinisikan Depresi secara tepat. Depresi lebih parah daripada sekedar perasaan putus asa sesaat; depresi adalah penyakit yang menguras emosi, yang secara serius mengganggu kesanggupan seseorang untuk melakukan aktivitasnya secara normal. <br /><br />Dokter Andrew Slaby menggambarkan parahnya kondisi depresi itu begini, "Bayangkan nyeri pisik terhebat yang pernah anda rasakan --patah tulang, sakit gigi, atau sakit bersalin-- lipat gandakan sepuluh kali dan bayangkan anda tidak tahu penyebabnya; barulah anda mungkin dapat mengira-ngira seberapa menyiksanya depresi itu."<br /> <br /> Menurut Dr.H.M. Surya, istilah depresi digunakan untuk menamai suatu bentuk gejala gangguan mental yang ditandai dengan penekanan perasaan yang amat mendalam.<br /> Sedangkan depresi terselubung merupakan gejala perasaan tertekan dalam diri orang-orang yang secara keseluruhan tergolong normal. Meskipun terjadi pada orang-orang normal, akan tetapi rasa tertekan ini akan mempengaruhi keseluruhan perilakunya. Bila keadaan ini dibiarkan terus-menerus maka penampilan kepribadiannya pun akan mengalami gangguan dan bukan mustahil dapat menjadi depresi yang sebenarnya.<br /> Para individu yang dianggap mendapat gangguan depresi terselubung sering mendapat kesulitan dalam perilaku kehidupannya. Gangguan ini tidak hanya menghambat diri yang bersangkutan saja, akan tetapi secara tidak langsung dapat mengganggu kehidupan lingkungan.<br /> Dalam kadar tertentu gejala depresi terselubung banyak dihadapi oleh berbagai pihak baik disadari atau tidak, dan pada umunya tidak disadari oleh yang bersangkutan. <br /> <br /> Seseorang yang depresi sungguh-sungguh merasa pedih. Kepedihan itu benar-benar tak terbayangkan, juga bukan aksi pura-pura untuk sekedar menarik perhatian. --(Sedarlah!)<br /> <br /> Lebih lengkap tentang Depresi, klik link berikut : <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/afektif.html">Gangguan Afektif</a> <a href="http://www.sivalintar.com/hidup.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/hidup.html">Gangguan Mental dan Bunuh Diri</a> <a href="http://www.sivalintar.com/gejala.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/gejala.html">Depresi terselubung</a> <a href="http://www.sivalintar.com/remaja.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/remaja.html">Ruang Remaja</a> <a href="http://www.sivalintar.com/pengalamanku.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/pengalamanku.html">Pengalamanku</a> <br /><br /> Ansietas<br /> <br /> Ansietas dan kecemasan, kembar yang tidak dapat dipisahkan!<br /> Ada hal-hal yang buruk yang dapat Anda derita tetapi ansietas dan kecemasan adalah masalah- masalah yang umum terjadi. Mengapa demikian? Pertama-tama ansietas dan kecemasan sangat berhubungan dengan rasa takut. Rasa takut dapat merupakan emosi yang sangat kuat dan ada alasan-alasan biologis untuk itu.<br /> <br /> Ansietas adalah perasaan yang Anda alami ketika Anda terklalu mengkhawatirkan kemungkinan peristiwa yang menakutkan yang terjadi di mas depan yangtidak bisa Anda kendalikan dan yang jika itu terjadi, akan dinilai sebagai 'mengerikan', atau dapat mengungkapkan bahwa Anda adalah orang yang benar-benar tidak mampu menata pikiran Anda sendiri. <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/ansietas.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/ansietas.html">Selengkapnya...</a> <br /><br /><br /> <br /> Gangguan Bipolar<br /> <br /> Menurut Barbara D.Ingersol, Ph.D dan Sam Goldstain, gangguan bipolar (juga dikenal sebagai ganguan manik depresif) adalah "suatu kondisi yang dicirikan oleh episode depresi yang diselingi dengan periode manakala suasana hati dan energi sangat meningkat. begitu meningkatnya hingga melampaui batas normal suasana hati yang baik". Fase peningkatan ini disebut mania. Gejalanya mungkin mencakup berpikir dengan sangat cepat. Cerewet, dan penurunan kebutuhan untuk tidur. Bahkan, sipenderita dapat terjaga selama berhari-hri tanpa tidur, tetapi tidak menunjukan tanda-tanda kehabisan energi. Gejala lain dari gangguan bipolar adalah perilaku yang sangat impulsif tanpa memikirkan konsekwensi.<br /> <br /> "Mania sering kali mempengaruhi cara berpikir, penilaian, dan prilaku sosial dengan cara yang menimbulkan problem serius dan hal-hal yang memalukan," kata laporan yang dibuat oleh Institut Kesehatan Mental Nasional AS. Berapa fase mania ini berlangsung? kadang-kadang hanya beberapa hari; dalam kasus lain, mania terus berlangsung selama beberapa bulan sebelum akhirnya digantikan oleh pasangannya, depresi. <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/bipolar.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/bipolar.html">Selengkapnya...</a> <br /> <br /> Skizofrenia<br /> <br /> Apa sebenarnya skizofrenia? Siapa saja yang bisa terkena penyakit yang menyerang otak ini? Bagaimana penyakit ini menyerang manusia? Apa saja gejalanya? Pertanyaan-pertanyaan ini kerap meligkupi kaum awam atau keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita skizofrenia.<br /> <br /> Menurut situs resmi www.schizophrenia.com, skizofrenia adalah penyakit yang diakibatkan gangguan susunan sel-sel syaraf pada otak manusia.<br /> <br /> Umumnya ada dua macam penyakit yang biasa disebut gila ini, yaitu neurosa dan psikosa. Skizofrenia termasuk psikosa. Penyebabnya sampai kini belum diketahui secara pasti, namun disebutkan faktor keturunan bisa menjadi salah satu penyebab. <br /><br /><a href="http://www.sivalintar.com/skizofrenia.html"></a><br /><a href="http://www.sivalintar.com/skizofrenia.html">Selengkapnya...</a> <br /><br /> Lebih lengkap dan detail tentang depresi, ansietas, gangguan bipolar, skizofrenia dan gangguan kejiwaan lainya, kunjungi situs-situs berikut ini: <br /><a href="http://www.narsad.org/">www.narsad.org</a> <br /><a href="http://www.bipolarfocus.org/">www.bipolarfocus.org</a> <br /><a href="http://www.schizophrenia.com/">www.schizophrenia.com</a></div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-23302872889114779732009-01-11T22:35:00.000-08:002013-06-11T09:07:19.072-07:00Terapi Halilintar untuk Penderita Schizophrenia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br />--> <br /><br />YOGYAKARTA -- Tujuh calon legislatif dinyatakan tidak lolos tes kesehatan jiwa. Diperkirakan jumlah itu masih akan bertambah. Meski masih dalam taraf ringan, mereka dipastikan menderita gangguan jiwa (schizophrenia) dan antisosial.<br /><br />Kondisi ini sangat memprihatinkan. Menurut psikolog klinis Universitas Gadjah Mada, Yayi Suryo Prabandari MSi, jumlah penderita schizophrenia seperti gunung es. Banyak penderita yang gejalanya masih tersembunyi, belum termanifes.<br /><br />Untuk mengungkap lebih jauh seluk-beluk dan pengobatan penyakit itu, Rumah Sakit Kejiwaan Puri Nirmala, Yogyakarta, menyelenggarakan simposium "Blitzkrieg Therapy Melawan 1.000 Schizophrenia dengan Variasinya", di Hotel Melia Purosani, Yogyakarta, akhir pekan lalu.<br /><br />Sekitar 400 orang peserta simposium memenuhi auditorium hotel itu. Sebagian dari mereka adalah mantan penderita schizophrenia, ada pula yang masih berobat jalan. Tak ketinggalan para orang tua. Mereka saling berbagi pengalaman, untuk merawat anggota keluarganya yang menderita gangguan jiwa.<br /><br />Gejala positif dan negatif<br />Sindrom gangguan jiwa ini memiliki dua gejala, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif ditandai dengan manifestasi florig seperti waham atau halusinasi. "Gejala seperti ini biasanya mendorong penderita untuk dirawat di rumah sakit karena fungsi sosialnya menurun," kata ahli jiwa Prof. Dr. Soejono Prawirohadikusumo, 75 tahun, yang juga penemu metode blitzkrieg alias terapi halilintar.<br /><br />Penyakit ini biasanya diderita secara kronis dan kambuh-kambuhan, dengan prevalensi seumur hidup satu persen. Sepuluh persen penderita schizophrenia, biasanya berakhir dengan bunuh diri.<br /><br />Menurut Soejono, penderita Schizophrenia, sering merepotkan perawat dan petugas jaga. Suatu hari, ada seorang pasien yang baru datang, tiba-tiba memberontak. Pemuda itu berusaha melarikan diri dengan membobol eternit kamarnya, namun tidak berhasil kabur.<br /><br />Setelah mendapat perawatan selama seminggu, pasien itu kembali tenang. "Pada hari keempat, biasanya pasien sudah tenang dan bisa berbincang normal," katanya.<br /><br />Dijelaskan Soejono, seperti namanya--halilintar--terapi ini tidak membutuhkan waktu lama, maksimal tujuh hari rawat inap.<br /><br />Hari pertama sampai hari keempat, pasien diberi obat dosis tinggi tiga kali sehari, tidak boleh absen. Selama itu pasien diisolasi, tidak boleh dijenguk.<br /><br />Tujuannya untuk mengawasi sistem limbik. Selain itu, juga untuk menghilangkan perasaan bisikan-bisikan, bayangan atau ancaman. "Bila pasien mempunyai kecenderungan mengamuk, atau pergi, pasien tidur dalam posisi terikat," ujar ayah empat anak ini.<br /><br />Selanjutnya, pada hari kelima hingga ketujuh, pasien sudah dalam kondisi normal sehingga bisa dilakukan psikoterapi. Hari berikutnya pasien dibekali satu kali suntikan di pantat dan boleh pulang. Sebulan sekali keluarga pasien harus melaporkan kegiatan pasien.<br /><br />"Peran pengawasan keluarga dan laporan kegiatan ini sangat penting, agar kami bisa menentukan obat untuk bulan berikutnya. Jadi kesembuhan total pasien tergantung juga dari peran keluarga dan faktor keturunan," kata Soejono.<br /><br />Metode pengobatan ini dikembangkan Soejono sejak 1989, namun baru diterapkan ke pasien pada 1994. Terapi ini, menurut Soejono, menghantam dua gejala positif maupun negatif secara bersamaan.<br /><br />Sementara itu, pengobatan yang umum diberikan oleh para dokter maupun rumah sakit, hanya mengobati gejala positifnya saja. "Dengan pengobatan seperti itu pasien memang kelihatan sudah sembuh, padahal dia masih menyimpan gejala negatif," ujar mantan guru besar di UGM ini.<br /><br />Sejak dimulainya terapi ini, Soejono melakukan pengamatan terhadap pasien-pasiennya. Hasilnya cukup menggembirakan. Dari seluruh pasien yang diobati, 90-95 persen penderita skizofrenia bisa sembuh total.<br /><br />Diungkapkannya, metode penyembuhan ini tidak rumit dan sangat sederhana. Dia mengandaikan sebuah lagu, dirinya hanya mengaransemen saja. "Obatnya kan sudah ada, jadi saya ini hanya mengaransemen saja," ujarnya.<br /><br />Menurut Soejono, umumnya gejala positif ini dihubungkan dengan ekses dopamine dalam sistem mesolimbik di otak, yang mengandung serabut-serabut proyeksi dari otak tengah menuju korteks frontal.<br /><br />Schizophrenia juga sering disebut aktivitas hyperdopaminergic, karena itu pengobatannya harus dapat memblokir aktivitas receptor D2 di sistem mesolimbik otak secara selektif.<br /><br />Mahal dan jangka panjang<br />Berdasarkan penelitian Prof. Dr. Aris Sudiyanto, guru besar Fakultas Kedokteran Jiwa Universitas Negeri Surakarta, 71,43 persen pasien schizophrenia yang mendapat pengobatan neuroleptik atipikal dapat mencapai remisi dan hanya 28,57 persen yang masih mempunyai gejala sisa.<br /><br />Sebaliknya, pasien yang mendapat pengobatan neuroleptik tipikal, 31,67 persen mencapai remisi dan sisanya masih mempunyai gejala sisa.<br /><br />Dari 112 orang penderita schizophrenia yang diteliti, 17 orang pasien gugur dan sisanya dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pasien yang diberi pengobatan neuroleptik atipikal, pasien diberi clozapine, quetiapine, atau risperidone.<br /><br />Dalam kelompok pengobatan tipikal, pasien diberi chlorpromazine, trifluoperazine atau haloperidol. "Sayangnya pengobatan neuroleptik atipikal ini mahal sehingga banyak dikeluhkan pasien. Apalagi pengobatan ini untuk jangka panjang," kata Aris.<br /><br />Menurut Soejono, orang yang menderita skizofrenia memiliki kandungan dopamine yang sangat tinggi sehingga mesolimbik dan mesofrontalnya menumpuk.<br /><br />Mestinya, mesolimbik (gejala positif) yang tugasnya menerima input dari luar terletak di tengah dalam otak, terpisah dengan mesofrontal (fungsinya mengolah semua informasi dari luar) yang ada di bagian depan (dahi). "Pada waktu pasien datang, lapisan tersebut posisinya gendong-gendongan atau bertumpuk," ujar Soejono.<br /><br />Dengan metode blitzkrieg, gejala positif dan negatifnya dihantam dengan obat dosis tinggi sehingga lapisan itu bisa kembali ke posisi semula. Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sistem serotonergik dapat mempengaruhi pelepasan dopamine dalam sistem nigrostriatal.<br /><br />Jadi untuk mengantisipasi dopamine, dilakukan blokade total D2 di striatum, antara lain dengan pemberian serotonin 5 HT 2 A antagonis. "Pemberian serotonin ini dapat berpengaruh ganda, yaitu menghilangkan gejala negatif dan mengurangi gejala-gejala samping extrapiramidal (EPS)."<br /><br />Berdasarkan pengalaman, hambatan yang paling sering timbul ketika keluarga pasien tidak bisa mengerti cara pengobatan yang diterapkan pihak rumah sakit. Terkadang keluarga tidak tega dan ngotot tetap ingin mengunjungi pasien. "Akibatnya, pasien yang semula sudah agak tenang kambuh lagi," kata ayah pakar komunikasi Roy Suryo ini.<br /><br />Hambatan lain muncul bila pasien juga menderita epilepsi atau intelegensi kurang. "Dengan tempelan penyakit ini, saya tidak bisa menjamin pasien bisa sembuh total, karena aransemen obatnya cukup sulit," kata Soejono yang pada 1977 pernah membuat gebrakan melepas orang-orang yang dipasung.<br /><br />Kalau penyakit jiwa terberat saja bisa disembuhkan, tentu saja penyakit jiwa yang lebih ringan lebih mudah disembuhkan. ln idayanie/tempo news room<br /><br />Schizophrenia <br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br />Schizophrenia<br />DEFINISI<br /><br />Schizoprenia adalah kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan (psikosis), halusinasi, khayalan (kepercayaan yang salah), pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial.<br /><br />Schizophrenia adalah masalah kesehatan umum di seluruh dunia. Kejadian schizophrenia di seluruh dunia adalah kurang dari 1 persen, walaupun angka kejadian bisa lebih tinggi atau lebih rendah yang telah diketahui.<br /><br />Di Amerika Serikat, orang dengan schizoprenia menempati sekitar seperempat tempat tidur rumah sakit dan tinggal kurang lebih 20 hari.<br /><br />Schizophrenia lebih sering terjadi daripada penyakit Alzheimer, penyakit gula, atau multiple sklerosis.<br /><br />Beberapa ciri-ciri kekacauan merupakan bagian dari gejala Schizophrenia. Kekacauan yang menyerupai Schizophrenia, tetapi dengan gejala yang ada kurang dari 6 bulan, hal ini disebut Schizophreniform.<br /><br />Kekacauan dengan lama kegilaan berakhir sedikitnya 1 hari tetapi kurang dari 1 bulan disebut penyakit psikosis singkat.<br /><br />Suatu kekacauan ditandai oleh adanya perasaan, seperti depresi atau keranjingan, serta gejala schizophrenia yang lebih khas disebut schizoaffective.<br /><br />Suatu kekacauan watak yang mungkin mirip dengan gejala Schizophrenia, tetapi dengan gejala umum yang tidak begitu hebat seperti kriteria untuk kegilaan, disebut schizotypal kekacauan watak.<br /><br />Jenis Schizophrenia<br /><br />Beberapa peneliti percaya Schizophrenia adalah kekacauan tunggal, sedangkan yang lainnya percaya hal ini adalah sindrom (koleksi gejala) dari banyak sumber penyakit. Jenis Schizophrenia didasarkan pengelompokan pasien dengaan gejala yang sama.Tetapi pada penderita secara individu, jenisnya akan berubah dengan berjalannya waktu.<br /><br />Schizophrenia paranoid ditandai dengan keasyikan dengan khayalan atau halusinasi pendengaran; berbicara ngawur dan emosi yang aneh menonjol.<br /><br />Hebephrenic atau Schizophrenia tidak teratur ditandai dengan berbicara ngawur, kelakuan aneh, dan emosi datar yang aneh.<br /><br />Schizophrenia Catatonic didominasi dengan gejala fisik seperti keadaan tak bergerak, gerak tubuh berlebihan, atau melakukan postur aneh.<br /><br />Schizophrenia yang tak dapat digolongkan sering ditandai dengan gejala-gejala dari semua kelompok; khayalan dan halusinasi, memikirkan kekacauan dan kelakuan aneh, dan gejala defisit atau negatif.<br /><br />Baru-baru ini, Schizophrenia sudah diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya dan keparahan gejala negatif atau defisit.<br /><br />Pada pasien dengan jenis negatif atau defisit schizophrenia, dengan gejala negatif, seperti emosi yang datar, kekurangan motivasi, dan tidak punya tujuan yang menonjol.<br /><br />Pada penderita dengan non-defisit atau paranoid sizofrenia, khayalan dan halusinasi sangat menonjol, tetapi memiliki relatif sedikit gejala negatif yang terpantau.<br /><br />Pada umumnya, orang dengan Schizophrenia non-defisit cenderung menjadi tidak parah dan lebih responsif terhadap pengobatan.<br />PENYEBAB<br /><br />Meskipun penyebab spesifik Schizophrenia tidak diketahui, kekacauan ini secara jelas mempunyai dasar biologi.<br /><br />Banyak teori menyetujui model ”vulnerability-stress”, dimana schizophrenia sering terjadi pada orang yang secara biologis lemah. Apa yang membuat orang yang lemah menjadi Schizophrenia belum diketahui tetapi mungkin termasuk kecenderungan genetik; masalah setelah, selama, atau sesudah kelahiran; atau infeksi virus otak.<br /><br />Kesulitan dalam mengolah informasi, ketidakmampuan untuk memberi perhatian, ketidakmampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima secara sosial, dan ketidakmampuan untuk menanggulangi masalah umum mungkin menunjukkan kelemahan.<br /><br />Di model ini, tekanan lingkungan, seperti peristiwa kehidupan menegangkan atau bagian masalah mendasar yang salah, menjadi pemicu datangnya dan kambuhnya Schizophrenia pada individu yang lemah.<br />GEJALA<br /><br />Penderita Schizophrenia banyak terjadi antara usia 18 dan 25 tahun bagi laki-laki dan antara 26 sampai 45 untuk wanita. Tetapi, datangnya di masa kecil atau awal masa remaja atau di akhir masa hidup adalah jarang terjadi.<br /><br />Datangnya mungkin mendadak, beberapa hari atau minggu, atau lambat dan tersembunyi, lebih dari bertahun-tahun.<br /><br />Keparahan dan macam gejala bisa berubah-ubah secara signifikan di antara penderita Schizophrenia.<br /><br />Secara umum, gejala terbagi dalam tiga kelompok utama; khayalan dan halusinasi; pikiran yang kacau dan tabiat yang aneh; dan dengan gejala yang minim dan negatif.<br /><br />Orang mungkin mempunyai gejala dari satu atau ketiga kelompok tersebut. Gejala-gejala tersebut bisa cukup parah seperti mengganggu kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, dan merawat diri sendiri.<br /><br />Khayalan adalah kepercayaan palsu yang biasanya meliputi salah tafsir persepsi atau pengalaman. Misalnya, penderita Schizophrenia mungkin mengalami khayalan, percaya bahwa mereka sedang disiksa, diikuti, diperdayakan, atau dimata-matai.Mereka mungkin mempunyai referensi khayalan, percaya bahwa bagian dari buku, koran, atau syair lagu ditujukan secara khusus untuk mereka.<br /><br />Mereka mungkin mempunyai khayalan pemikiran yang terbalik atau pikiran disisipi, percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, bahwa pikiran mereka sedang ditransfer ke orang lain, atau bahwa pikiran dan gerak hati mereka sedang dipaksakan pada oleh pihak lain.<br /><br />Halusinasi baik, penglihatan, bau, rasa, atau sentuhan mungkin terjadi, meskipun halusinasi suara (halusinasi pendengaran) adalah yang sering terjadi.<br /><br />Penderita mungkin “mendengar” suara yang mengomentari kelakuannya, berbicara dengan satu sama lain, atau membuat komentar kritis dan kasar terhadapnya.<br /><br />Kekacauan pikiran berkaitan dengan pikiran yang berantakan, yang tampak kalau berbicara bertele-tele, bergeser dari satu topik kepada lainnya, dan kehilangan arah tujuannya. Kemampuan bicara mungkin dengan perlahan menjadi tak teratur atau betul-betul membingungkan dan tak dapat dipahami.<br /><br />Kelakuan aneh mungkin berubah bentuk menjadi kebodohan kanak-kanak, kegelisahan, atau penampilan, kebersihan, atau berlagak yang tak pantas.<br /><br /><br />Kelakuan Catatonic motor adalah bentuk ekstrim tingkah laku yang aneh pada penderita dimana penderita berdiam dengan postur kaku dan melawan untuk dipindahkan atau, lebih parah lagi, berdiam diri tanpa maksud dan gerak motornya tak terangsang.<br /><br />Gejala defisit atau negatif Schizophrenia termasuk tidak terpengaruh, kemunduran ketrampilan berbicara, anhedonia, dan antisosial.<br /><br />Tidak terpengaruh seperti emosi yang datar. Mimik penderita mungkin tak beremosi; kontak mata buruk dan kesulitan mengekspresikan perasaan. Peristiwa yang umumnya membuat orang tertawa atau menangis tak diresponnya.<br /><br />Kemunduran ketrampilan berbicara sesuai dengan kemunduran pemikiran yang menyebabkan penurunan keterampilan berbicara. Jawaban terhadap pertanyaan mungkin ketus, satu dua kata, membuat kesan kekosongan dalam.<br /><br />Anhedonia merujuk pada ketidakmampuan menikmati kesenangan; penderita mungkin kurang tertarik pada hobinya dan melewatkan lebih banyak waktu tanpa tujuan.<br /><br />Asosial adalah kurangnya ketertarikan untuk berhubungan dengan orang lain.<br /><br />Gejala-gejala negatif ini sering dihubungkan dengan kehilangan motivasi, pencapaian maksud, dan cita-cita.\<br /><br /><br />DIAGNOSA<br /><br />Tidak ada pengujian untuk mendiagnosa Schizophrenia. Seorang psikiater membuat diagnosa berdasarkan penilaian menyeluruh terhadap sejarah dan gejala penderita.<br /><br />Untuk memperkuat diagnosa Schizophrenia, gejala harus ada sedikitnya 6 bulan dan berhubungan dengan menurunnya kinerja, sekolah, atau fungsi sosial.<br /><br />Informasi dari keluarga, teman, atau guru sangat penting untuk menentukan kapan mulai sakit. Dokter akan mengesampingkan kemungkinan bahwa gejala kegilaan penderita disebabkan oleh kekacauan perasaan.<br /><br />Pengujian laboratorium sering dilakukan untuk mengesampingkan penyalahgunaan bahan atau obat, atau kerusakan sistem endokren yang dapat menimbulkan efek psikosis.<br /><br />Contoh kerusakan seperti tumor otak, ayan cuping temporal, penyakit autoimune, penyakit Huntington’s, penyakit hati, dan reaksi berlawanan dari obat.<br /><br />Orang dengan Schizophrenia mempunyai otak abnormal yang dapat dilihat melalui alat pemindai tomography (CT scan) atau magnetic resonance imaging(MRI).Tetapi, kekurangannya adalah tak spesifik untuk mendiagnosa sizofrenia pada pasien perseorangan.<br />PENGOBATAN<br /><br />Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala kegilaan, mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf hidup yang terbaik.<br /><br />Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam pengobatan.<br /><br />Obat antipsikosis efektif untuk mengurangi dan menghilangkan gejala seperti delusi, halusinasi dan pikiran yang kacau. Setelah gejala akut telah hilang, pemberian obat antipsikosis yang terus menerus untuk menghilangkan gejala secara menyeluruh.<br /><br />Sayangnya, antipsikosis mempunyai efek samping yang berat seperti sedasi, kekakuan otot, tremor dan berat badan meningkat. Obat ini juga dapat menyebabkan tardive dyskinesia, suatu kekacauan gerakan yang tak disengaja sering ditandai dengan mengerutkan bibir dan lidah atau menulis diatas tangan atau kaki. Tardive dyskinesia tak akan hilang walau obat dihentikan. Jika kasus ini terjadi tak ada pengobatan yang efektif.<br /><br />Sekitar 75 persen penderita merespon obat antipsikosis utama, seperti chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, atau thioridazine. Setengah lebih dari 25 persen penderita dapat dibantu oleh obat antipsikosis baru clozapine.<br /><br />Karena clozapine mempunyai efek samping seperti menyerang atau menekan fungsi sumsum tulang. Biasanya obat ini digunakan hanya pada penderita yang tidak berespon terhadap obat antipsikosis lainnya. Penderita yang meminum obat ini harus diperiksa kandungan sel darah putihnya setiap minggu.<br /><br />Penelitian untuk mencari obat yang tidak mempunyai efek samping yang serius seperti clozapine dilakukan. Risperidone sekarang sudah tersedia.<br /><br />Psikoterapi adalah aspek pengobatan lain yang penting. Pada umumnya, tujuan psikoterapi adalah untuk membangun hubungan kolaborasi antara pasien, keluarga dan dokter. Dengan demikian diharapkan penderita dapat belajar untuk memahami dan mengontrol penyakitnya, untuk minum obat sesuai resep dan mengatur stres yang dapat memperburuk penyakit.<br /><br /><br />PENCEGAHAN<br /><br />Untuk waktu pendek (1 tahun), prognosis Schizophrenia berhubungan erat dengan bagaimana penderita menjalani pengobatan.<br /><br />Tanpa pengobatan 70 hingga 80 persen penderita yang pernah menderita schizophrenia akan mengalami kekambuhan setelah 2 bulan berikutnya dari masa sakit yang lalu. Pemberian obat yang terus menerus dapat mengurangi tingkat kekambuhan hingga 30 persen.<br /><br />Untuk jangka panjang, prognosis penderita schizophrenia bervariasi. Pada umumnya, sepertiga penderita mengalami kesembuhan yang berarti dan tetap, sepertiga pendeita mengalami sedikit perbaikan yang diselingi dengan kekambuhan dan sepertiga penderita kondisinya menjadi buruk dan permanen.<br /><br />Faktor yang mempengaruhi prognosis yang baik meliputi mulai munculnya penyakit yang mendadak, menderita pada usia lanjut, mempunyai tingkat kemampuan yang baik dan berprestasi sebelum sakit, penyakit dengan jenis paranoid atau nondefisit.<br /><br />Faktor yang mempengaruhi prognosis yang buruk meliputimenderita pada waktu muda, tingkat sosial dan kemampua yang rendah sebelum sakit, dari keluarga penderita schizophrenia, dan penyakit dengan jenis hebeprenic atau defisit.<br /><br />10 persen kasus bunuh diri ada kaitannya dengan Schizophrenia . Rata-rata, schizophrenia mengurangi masa hidup penderita 10 tahun.<br />sumber <br /><br /> <br /><br />Sebuah minuman yang didesain khusus dan disebut dengan 'Tyrodep' ternyata sangat efektif digunakan sebagai pengobatan penyakit schizophrenia. Cairan kimia yang ada pada Tyrodep sangat tinggi kandungan asam amino yang berfungsi sebagai pengontrol cairan kimia yang ada pada otak. <br /><br />Minuman 'Tyrodep' itu merupakan minuman yang didesain oleh para peneliti dari Oxford University dan sejumlah kalangan menyebut hasil penelitian ini merupakan sebuah terobosan penting. Diperkirakan satu juta orang di Inggris terkena schizophrenia dan kebanyakan dari mereka menggunakan obat antipsychotic untuk mengontrol dan mencoba mengobatinya. <br /><br />Namun disadari bahwa penggunaan obat bisa menjadi penyebab dampak sampingan seperti penyakit Parkinson dan sejumlah gejala seperti rasa sakit dan kesulitan pergerakan secara permen pada mulut dan lidah. Bahkan dampak sampingan itu bisa mengurangi gairah sex. Tidak heran minuman ramuan khusus 'Tyrodep' disambut sangat baik dimana asam amino pada Tyrodep mampu mengurangi tingkat cairan kimia di otak yang disebut dengan `dopamine`. <br /><br />Terlalu tingginya dopamine pada otak ini disebut-sebut sebagai penyebab sejumlah gejala kondisi maniak yang berujung pada Schizophrenia. Professor Guy Goodwin yang menjadi kepala tim peneliti dari Oxford University ini mengatakan Tyrodep dibuat dengan desain khusus yang bisa digunakan untuk lebih lanjut. <br /><br />"Secara konvensional Antipsychotic bisa digunakan untuk mengelola penyakit mental seperti mania dan schizophrenia," ujar peneliti yang memperoleh dana penelitiannya dari the Wellcome Trust. "Meski dengan melakukan pengobatan konvensional itu bisa menyebabkan dampak sampingan." <br /><br />Minuman Tyrodep yang kami kembangkan dan dilakukan dibawah pengawasan medis bisa digunakan untuk terapi lebih lanjut," tambah Guy Goodwin. "Tyrodep mungkin bisa diterima oleh kedua pihak, pasien dan tidak menimbulkan dampak sampingan." <br /><br />Prof Goodwin mengatakan pengobatan konvensional antipsychotic beraksi untuk merusak produksi dopamine. Namun aksi itu bisa memicu timbulnya cairan kimia lain yang berusaha merusak sistem itu sendiri. Professor Goodwin menambahkan mungkin Tyrodep bisa digunakan dalam terapi Schizophrenia namun ia juga mengatakan masih diperlukan penelitian lebih lanjut agar bisa memberikan rekomendasi yang tepat untuk digunakan oleh pasien. <br /><br />Marjorie Wallace, chief executive dari The mental health charity Sane optimis minuman Tyrodep bisa menguntungkan banyak penderita Schizophrenia. Kini profesor Goodwin dan para peneliti lainnya dari Oxford Universitu berharap bisa mengembangkan Tyrode secara massal dan menyebarkannya secara luas. <br /><br />Salah satu timbulnya penyakit Schizophrenia menurut ahli dari Albert Einstein College of Medicine New York adalah kegagalan pada koneksi antar jaringan otak saat penderita masih kanak-kanak dan itu membuat ketidaknormalan seiring dengan makin meningkatnya usia. Bahkan disejumlah kasus schizophrenia tidak menunggu sang penderita sampai beranjak dewasa. (mydoc/tutut)</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-82792670069887059642009-01-11T22:23:00.000-08:002009-01-11T22:31:10.083-08:00GANGGUAN DAN PENYAKIT KEJIWAAN<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit <b><span style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; color: black; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;">kejiwaan</span></b> akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi: (1) neurosis; dan (2) psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu: psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Cirri-ciri neurosis ini antara lain: (1) wawasan yang tak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya; (2) mengalami konflik batin; (3) menampakkan reaksi kecemasan; (4) adanya kerusakan parsial pada aspek-aspek kepribadian..<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Neurosis dapat muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Neurasthenia, yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak ditemukan sebab-sebab fisik; (2) Histeria, gangguan jiwa yang ditandai ketidakstabilan emosi, represi, disasosiasi, dan sugestibilitas. Hysteria ini bisa berwujud kelumpuhan atau cramp sebagian anggota badan, hilang kesanggupan bicara, hilang ingatan, kepribadian ganda, mengelana tidak sadar (fugue), atau berjalan-jalan dalam keadaan tidur (somnabulism); (3) Psychasthenia, gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan diri tetap dalam keadaan integrasi yang normal. Jenis ini antara lain bisa tampil dalam bentuk phobia (takut yang tidak masuk akal), obsesi, dan kompulsi. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Neurosis terjadi bisa disebabkan oleh faktor-faktor organis fisis, faktor psikis dan struktur kepribadian, atau bisa juga karena faktor milieu atau lingkungan. Tetapi yang jelas, terganggunya mental dapat berpengaruh kepada perasaan, pikiran, kelakuan, dan juga kesehatan tubuh.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Sementara psikosis adalah penyakit <b><span style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; color: black; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;">kejiwaan</span></b> yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan cirri-ciri sebagai berikut: (1) mengalami disorganisasi proses pikiran; (2) gangguan emosional; (3) disorientasi waktu, ruang, dan person; (4) terkadang disertai juga dengan <b><span style="background: rgb(255, 255, 102) none repeat scroll 0% 0%; color: black; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;">halusinasi</span></b> dan delusi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Schizophrenia, yaitu penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian; (2) Paranoia, yaitu gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya; dan (3) maniac depressive psychosis, yakni perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam khazanah keislaman, dikenal beragam bentuk penyakit <b><span style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; color: black; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;">kejiwaan</span></b>. Diantaranya telah dicatatkan oleh al-Ghazali, yaitu: riya’ (pamer), jidl (suka debat), khusumat (suka bermusuhan), kidzb (dusta), ghibbah (suka cari kesalahan orang), namimah (adu domba), ghadhab (pemarah), hasud (suka menghasut), hubbud-dunya (matre), bakhil (pelit), kibr (sombong), dan ghurur (lalai urusan akhirat karena urusan dunia). <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Ditinjau dari perspektif al-Qur’an, psikopatologi ini timbul karena manusia tidak mau mempergunakan potensi jasmani maupun rohani yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya secara baik. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (al-A’raf, VII: 179).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">Source:<br />Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.<o:p></o:p></span></p> Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-53410281133831179602009-01-11T22:18:00.001-08:002013-06-11T09:08:22.525-07:00<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br />--> <br /><br /><br /><br /><br />Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi: (1) neurosis; dan (2) psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu: psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.<br /><br /><br />Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Cirri-ciri neurosis ini antara lain: (1) wawasan yang tak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya; (2) mengalami konflik batin; (3) menampakkan reaksi kecemasan; (4) adanya kerusakan parsial pada aspek-aspek kepribadian..<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Neurosis dapat muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Neurasthenia, yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak ditemukan sebab-sebab fisik; (2) Histeria, gangguan jiwa yang ditandai ketidakstabilan emosi, represi, disasosiasi, dan sugestibilitas. Hysteria ini bisa berwujud kelumpuhan atau cramp sebagian anggota badan, hilang kesanggupan bicara, hilang ingatan, kepribadian ganda, mengelana tidak sadar (fugue), atau berjalan-jalan dalam keadaan tidur (somnabulism); (3) Psychasthenia, gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan diri tetap dalam keadaan integrasi yang normal. Jenis ini antara lain bisa tampil dalam bentuk phobia (takut yang tidak masuk akal), obsesi, dan kompulsi. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Neurosis terjadi bisa disebabkan oleh faktor-faktor organis fisis, faktor psikis dan struktur kepribadian, atau bisa juga karena faktor milieu atau lingkungan. Tetapi yang jelas, terganggunya mental dapat berpengaruh kepada perasaan, pikiran, kelakuan, dan juga kesehatan tubuh.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Sementara psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan cirri-ciri sebagai berikut: (1) mengalami disorganisasi proses pikiran; (2) gangguan emosional; (3) disorientasi waktu, ruang, dan person; (4) terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Schizophrenia, yaitu penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian; (2) Paranoia, yaitu gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya; dan (3) maniac depressive psychosis, yakni perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Dalam khazanah keislaman, dikenal beragam bentuk penyakit kejiwaan. Diantaranya telah dicatatkan oleh al-Ghazali, yaitu: riya’ (pamer), jidl (suka debat), khusumat (suka bermusuhan), kidzb (dusta), ghibbah (suka cari kesalahan orang), namimah (adu domba), ghadhab (pemarah), hasud (suka menghasut), hubbud-dunya (matre), bakhil (pelit), kibr (sombong), dan ghurur (lalai urusan akhirat karena urusan dunia). <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Ditinjau dari perspektif al-Qur’an, psikopatologi ini timbul karena manusia tidak mau mempergunakan potensi jasmani maupun rohani yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya secara baik. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (al-A’raf, VII: 179).<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Source:<br /><br />Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-29348602422976451302009-01-11T22:15:00.000-08:002013-06-11T09:08:43.924-07:00GANGGUAN DAN PENYAKIT KEJIWAAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br />--> <br /><br />Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit kejiwaan akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi: (1) neurosis; dan (2) psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu: psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.<br /><br />Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Cirri-ciri neurosis ini antara lain: (1) wawasan yang tak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya; (2) mengalami konflik batin; (3) menampakkan reaksi kecemasan; (4) adanya kerusakan parsial pada aspek-aspek kepribadian..<br /><br />Neurosis dapat muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Neurasthenia, yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak ditemukan sebab-sebab fisik; (2) Histeria, gangguan jiwa yang ditandai ketidakstabilan emosi, represi, disasosiasi, dan sugestibilitas. Hysteria ini bisa berwujud kelumpuhan atau cramp sebagian anggota badan, hilang kesanggupan bicara, hilang ingatan, kepribadian ganda, mengelana tidak sadar (fugue), atau berjalan-jalan dalam keadaan tidur (somnabulism); (3) Psychasthenia, gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan diri tetap dalam keadaan integrasi yang normal. Jenis ini antara lain bisa tampil dalam bentuk phobia (takut yang tidak masuk akal), obsesi, dan kompulsi. <br /><br />Neurosis terjadi bisa disebabkan oleh faktor-faktor organis fisis, faktor psikis dan struktur kepribadian, atau bisa juga karena faktor milieu atau lingkungan. Tetapi yang jelas, terganggunya mental dapat berpengaruh kepada perasaan, pikiran, kelakuan, dan juga kesehatan tubuh.<br /><br />Sementara psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan cirri-ciri sebagai berikut: (1) mengalami disorganisasi proses pikiran; (2) gangguan emosional; (3) disorientasi waktu, ruang, dan person; (4) terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi.<br /><br />Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Schizophrenia, yaitu penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian; (2) Paranoia, yaitu gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya; dan (3) maniac depressive psychosis, yakni perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih.<br /><br />Dalam khazanah keislaman, dikenal beragam bentuk penyakit kejiwaan. Diantaranya telah dicatatkan oleh al-Ghazali, yaitu: riya’ (pamer), jidl (suka debat), khusumat (suka bermusuhan), kidzb (dusta), ghibbah (suka cari kesalahan orang), namimah (adu domba), ghadhab (pemarah), hasud (suka menghasut), hubbud-dunya (matre), bakhil (pelit), kibr (sombong), dan ghurur (lalai urusan akhirat karena urusan dunia). <br /><br />Ditinjau dari perspektif al-Qur’an, psikopatologi ini timbul karena manusia tidak mau mempergunakan potensi jasmani maupun rohani yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya secara baik. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (al-A’raf, VII: 179).</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-3800609693800875972009-01-11T22:13:00.000-08:002009-01-13T20:49:48.460-08:00GANGGUAN DAN PENYAKIT KEJIWAAN<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CUser%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} a:link, span.MsoHyperlink {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; color:purple; mso-themecolor:followedhyperlink; text-decoration:underline; text-underline:single;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Manusia sebagai makhluk yang memiliki banyak keterbatasan kerapkali mengalami perasaan takut, cemas, sedih, bimbang, dan sebagainya. Dalam psikologi, gangguan atau penyakit <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> akrab diistilahkan psikopatologi. Ada dua macam psikopatologi: (1) neurosis; dan (2) psikosis. Sementara dr. H. Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi enam macam, selain dua yang telah tersebut, ia mengemukakan yang lainnya yaitu: psikosomatik, kelainan kepribadian, deviasi seksual, dan retardasi mental.<o:p></o:p></font></p><div> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Neurosis adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih menyadari atas kondisi dirinya yang tengah terganggu. Cirri-ciri neurosis ini antara lain: (1) wawasan yang tak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya; (2) mengalami konflik batin; (3) menampakkan reaksi kecemasan; (4) adanya kerusakan parsial pada aspek-aspek kepribadian..<o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Neurosis dapat muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Neurasthenia, yaitu gangguan yang ditandai dengan kelelahan fisik dan mental yang kronis sekalipun tidak ditemukan sebab-sebab fisik; (2) Histeria, gangguan jiwa yang ditandai ketidakstabilan emosi, represi, disasosiasi, dan sugestibilitas. Hysteria ini bisa berwujud kelumpuhan atau cramp sebagian anggota badan, hilang kesanggupan bicara, hilang ingatan, kepribadian ganda, mengelana tidak sadar (fugue), atau berjalan-jalan dalam keadaan tidur (somnabulism); (3) Psychasthenia, gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan diri tetap dalam keadaan integrasi yang normal. Jenis ini antara lain bisa tampil dalam bentuk phobia (takut yang tidak masuk akal), obsesi, dan kompulsi. <o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Neurosis terjadi bisa disebabkan oleh faktor-faktor organis fisis, faktor psikis dan struktur kepribadian, atau bisa juga karena faktor milieu atau lingkungan. Tetapi yang jelas, terganggunya mental dapat berpengaruh kepada perasaan, pikiran, kelakuan, dan juga kesehatan tubuh.<o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Sementara psikosis adalah penyakit <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan cirri-ciri sebagai berikut: (1) mengalami disorganisasi proses pikiran; (2) gangguan emosional; (3) disorientasi waktu, ruang, dan person; (4) terkadang disertai juga dengan <b><font style="background: rgb(255, 255, 102) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">halusinasi</font></b> dan delusi.<o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya: (1) Schizophrenia, yaitu penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian; (2) Paranoia, yaitu gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya; dan (3) maniac depressive psychosis, yakni perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih.<o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Dalam khazanah keislaman, dikenal beragam bentuk penyakit <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>. Diantaranya telah dicatatkan oleh al-Ghazali, yaitu: riya’ (pamer), jidl (suka debat), khusumat (suka bermusuhan), kidzb (dusta), ghibbah (suka cari kesalahan orang), namimah (adu domba), ghadhab (pemarah), hasud (suka menghasut), hubbud-dunya (matre), bakhil (pelit), kibr (sombong), dan ghurur (lalai urusan akhirat karena urusan dunia). <o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Ditinjau dari perspektif al-Qur’an, psikopatologi ini timbul karena manusia tidak mau mempergunakan potensi jasmani maupun rohani yang telah dikaruniakan Tuhan kepadanya secara baik. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (al-A’raf, VII: 179).<o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><font style="" size="3" face=""">Source:<br />Sururin. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.<o:p></o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><font size="3">Penderita Sakit Jiwa Meningkat di Indonesia<br /><br /><br />Hanya 40 Persen Pasien Gangguan Jiwa Bisa Sembuh<br /><br />JAKARTA - Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia sejak krisis moneter<br />dinilai meningkat. Tercatat tiga bulan belakangan ini, sebanyak 1.200 warga<br />Jakarta datang memeriksakan diri ke berbagai dokter dan rumah sakit jiwa karena<br />menderita gangguan jiwa.<br /><br />"Banyak orang yang mengalami gangguan jiwa, tetapi tidak semua mau datang untuk<br />berobat ke rumah sakit jiwa. Umumnya yang datang ke rumah sakit jiwa itu, ketika<br />pasien sudah dalam taraf gangguan jiwa berat", ujar Dr H Aminullah Sp KjMM,<br />Ketua Ikatan Rumah Sakit Jiwa Indonesia (IRJI), kepada wartawan, di sela-sela<br />acara Konferensi Nasional Keperawatan Kesehatan Jiwa I di Bogor, Kamis (30/9).<br /><br />Menurut Aminullah, mereka yang datang ke rumah sakit jiwa itu umumnya mulai dari<br />gejala gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> ringan sampai berat. Sementara upaya pengobatan dari<br />100 persen tidak mungkin dilakukan. Terhadap para penderita gangguan jiwa itu,<br />hanya 30 sampai 40 persen pasien gangguan jiwa bisa sembuh total, 30 persen<br />harus tetap berobat jalan, dan 30 persen lainnya harus menjalani perawatan<br />institusional, atau diinapkan di panti-panti.<br /><br />Dibanding ratio dunia yang hanya satu permil, masyarakat Indonesia yang telah<br />mengalami gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> ringan sampai berat telah mencapai 18,5 persen.<br /><br />Akibatnya, kreatifitas masyarakat Indonesia menjadi rendah. Harus diwaspadai,<br />sulit tidur saja, itu sudah merupakan gejala gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>. Walaupun<br />kadarnya masih ringan. "Tapi itu tak bisa dibiarkan, karena akan berkembang ke<br />tahap yang lebih menjurus ke penyakit jiwa lebih berat. Jika si penderita sulit<br /></font></p><div style="text-align: justify;"><font size="3">tidur ini terus menerus mengalami stressor, gangguan akibat tekanan kehidupan</font><br /><font size="3">dan persaingan keras di kota besar Jakarta, maupun di kota-kota besar lainnya di</font><br /><font size="3">Indonesia," ujarnya.</font><br /><br /><font size="3">Aminullah menjelaskan, gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> seseorang itu bisa terdekteksi secara</font><br /><font size="3">dini dengan melihat tiga aspek yakni, kurang mampu kreativitas, gangguan di</font><br /><font size="3">dalam fungsi sosialnya serta adaptasinya yang terganggu. Yang menyebabkan orang</font><br /><font size="3">menderita gangguan jiwa itu, diantaranya akibat gangguan biologis dan pola asuh</font><br /><font size="3">secara psikologis terhadap orang yang terditeksi secara dini.</font><br /><br /><font size="3">Dalam kondisi sekarang ini, lanjutnya, banyak orang yang mengalami gangguan</font><br /><font size="3"><b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>, lebih dahulu mendatangi atau berobat alternatif. Setelah mengalami</font><br /><font size="3">tahapan berat, baru mendatangi dokter atau rumah sakit jiwa. Padahal, jika sejak</font><br /><font size="3">awal keluarga paasien telah berani konsultasi dengan ahli <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>, sehingga</font><br /><font size="3">sejak dini sudah bisa diketahui penyebabnya, termasuk pengobatannya bisa</font><br /><font size="3">berjalan cepat.</font><br /><br /><font size="3">Achir Yani Hamiod DNSc, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia menambahkan,</font><br /><font size="3">gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> terdiri dari tiga faktor, yang disebut biopsychososial</font><br /><font size="3">spiritual. Yaitu gangguan biologik yang mengakibatkan kemampuan otak berkurang.</font><br /><font size="3">Kemudian gangguan psikologik yang umunya dialami para anak-anak sekarang atau</font><br /><font size="3">anak masa depan, dengan kerasnya persaingan hidup dan semakin merebaknya alih</font><br /><font size="3">teknologi dan ilmu saat ini.</font><br /><br /><font size="3">Disini sangat memerlukan asuhan dan perawatan para orangtua, yang berawal dari</font><br /><font size="3">kepribadian anak yang rendah diri atau tidak mempunyai kepercayaan diri, yang</font><br /><font size="3">umumnya akibat stressor berat dan berlanjut ke taraf rasa kegelisahan tinggi..</font><br /><font size="3">Sedangkan faktor ketiga, gangguan sosial budaya.</font><br /><br /><font size="3">Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzoeki Mahdi Bogor, Dr.</font><br /><font size="3">Djunaedi Cakrawerdadja mengatakan, orang yang terganggu jiwanya dan berobat ke</font><br /><font size="3">RSJ MM Bogor juga meningkat. Tercatat pasien yang datang untuk berobat di RSJ</font><br /><font size="3">Bogor itu mencapai 450 orang lebih. Dari jumlah itu, 50 orang adalah pasien</font><br /><font size="3">pecandu narkoba dengan terinfeksi penyakit Hepatitis C mencapai 80 persen dan</font><br /><font size="3">terinfeksi HIV mencapai 60 persen.</font><br /><br /><font size="3">Sedangkan 350 orang pasien karena gangguan jiwa dan 50 orang lainya bersifat</font><br /><font size="3">penayanan umum di Rumah Sakit Jiwa(RSJ) MM Bogor. "Memang untuk kasus narkoba,</font><br /><font size="3">secara nasional terjadi pula trend peningkatan, dan umumnya terjangkit hepatitis</font><br /><font size="3">c dan HIV akibat peralatan seperti jarum suntik saat mengonsumsi narkoba tidak</font><br /><font size="3">steril," ujar Djunaedi.</font><br /><br /><font size="3">Ketua Panitia Konferensi Nasional Keperawatan Kese-hatan Jiwa I , Dr.Budi Anna</font><br /><font size="3">Keliat Skp MapSc, mengatakan, konferensi yang diikuti oleh sedikitnya 200 orang</font><br /><font size="3">tenaga medis dan para medis bidang <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>, utusan rumah sakit jiwa, rumah</font><br /><font size="3">sakit umum dan puskesmas se Indonesia ini akan dijadikan ajang kesepakatan dan</font><br /><font size="3">kesepahaman seluruh tenaga medis dan para medis bidang <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>, pentingnya</font><br /><font size="3">sosialisasi gangguan jiwa terhadap masyarakat dan keluarga. Karena saat ini,</font><br /><font size="3">penanganan masalah gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>, dilakukan secara holistik.</font><br /><br /><font size="3">Sehingga, harus ditangani sejak dini. Karena banyak kasus, pasien penderita</font><br /><font size="3">gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b>, datang setelah dua tahun menderita. Walau, umumnya keluarga</font><br /><font size="3">para penderita itu, selalu mengaku baru satu pekan. Mulai si penderita mengalami</font><br /><font size="3">gangguan ringan, seperti siswa mulai malas sekolah, gangguan menyesuaikan diri,</font><br /><font size="3">kemudian gangguan interpersonal atau hubungan/interaksi kerjasama dengan orang</font><br /><font size="3">lain, sampai yang terakhir ketika penderita mulai mengalami gangguan realitas</font><br /><font size="3">dan <b><font style="background: rgb(255, 255, 102) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">halusinasi</font></b>.</font><br /><br /><font size="3">"Inilah yang selalu dilakukan pihak keluarga, saat penderita sudah mencapai</font><br /><font size="3">taraf gangguan realitas di barengi <b><font style="background: rgb(255, 255, 102) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">halusinasi</font></b>, baru datang ke dokter atau rumah</font><br /><font size="3">sakit jiwa. Keluhan keluarga penderita yang melakukan hal itu, akan</font><br /><font size="3">memperpanjang rendahnya produktivitas masyarakat Indonesia," ujar Budi Anna.</font><br /><font size="3">(126)<br /><br /></font></div><div> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><font size="3"><b>Skizofrenia</b><br />Apa sebenarnya skizofrenia? Siapa saja yang bisa terkena penyakit yang menyerang otak ini? Bagaimana penyakit ini menyerang manusia? Apa saja gejalanya? Pertanyaan-pertanyaan ini kerap melingkupi kaum awam atau keluarga yang salah satu anggota keluarganya menderita skizofrenia.<br /><br />Menurut situs resmi <a href="http://www.schizophrenia.com,/" target="_blank">www.schizophrenia.com,</a> skizofrenia adalah penyakit yang diakibatkan gangguan susunan sel-sel syaraf pada otak manusia.<br /><br />Umumnya ada dua macam penyakit yang biasa disebut gila ini, yaitu neurosa dan psikosa. Skizofrenia termasuk psikosa. Penyebabnya sampai kini belum diketahui secara pasti, namun disebutkan faktor keturunan bisa menjadi salah satu penyebab.<br /><br />Bahkan, faktor genetik tampaknya sangat dominan. Menurut penelitian, apabila saudara ayah-ibu menderita skizofrenia, maka anak memiliki potensi sebesar 3% untuk mengidap skizofrenia. Apabila ada salah satu saudara sekandung yang menderita, maka anak berpotensi menderita skizofrenia sebesar 5%-10%.<br /><br />Lantas bagaimana dengan saudara kembar? Apabila tidak kembar identik, maka potensinya 5%-10%, sementara untuk anak kembar identik potensi menderita skizofrenia sebesar 25%-45%. Sedangkan jika penderita skizofrenia adalah salah satu dari kedua orang tua, maka anak berpotensi sebesar 15%-20%. Skizofrenia bisa menyerang laki-laki dan perempuan. Kebanyakan perempuan yang mengidap penyakit ini adalah mereka yang berusia 20 hingga awal 30-an tahun. Sementara pada kelompok jenis kelamin laki-laki lebih dini, yakni akhir usia remaja hingga awal 20-an tahun.<br /><br /><b><br />Gejala dan Penanganan<br />Skizofrenia</b><br /><br /><i>Gejala penderita skizofrenia antara lain:</i><br /><br />* Delusi<br />* <b><font style="background: rgb(255, 255, 102) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">Halusinasi</font></b><br />* Cara bicara/berpikir yang tidak teratur<br />* Perilaku negatif, misalkan: kasar, kurang termotivasi, muram, perhatian menurun<br /><i><br />Penanganan:</i><br /><br />* Sikap menerima adalah langkah awal penyembuhan<br />* Penderita perlu tahu penyakit apa yang diderita dan bagaimana melawannya.<br />* Dukungan keluarga akan sangat berpengaruh.<br />* Perawatan yang dilakukan para ahli bertujuan mengurangi gejala skizpofrenik dan kemungkinan gejala psychotic.<br />* Penderita skizofrenia biasanya menjalani pemakaian obat-obatan selama waktu tertentu, bahkan mungkin harus seumur hidup.</font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><font size="3"><o:p> </o:p></font></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><font size="3">> Sebagai kenangan dan doa tuk mengantar kesembuhan kakak kami yang</font><br /><font size="3">> menderita schizophrenia sejak 7 tahun yang lalu.</font><br /><font size="3">> Sebuah pribadi sederhana, humoris dan penuh solidaritas, bahkan dalam</font><br /><font size="3">> keterbatasannya sebagai seorang guru honorer lepas pada STM pinggiran</font><br /><font size="3">> Jakarta.</font><br /><font size="3">> ----------------------------------------------------</font><br /><font size="3">> Apakah Schizophrenia itu?</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Schizophrenia adalah penyakit yang sangat dahsyat. Sebagian penelitian</font><br /><font size="3">> menyebutkan gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> ini disebabkan adanya</font><br /><font size="3">> ketidakseimbangan kimiawi pada otak penderita, hubungan genetik, infeksi</font><br /><font size="3">> virus pada otak dsb. Kenyataannya schizophrenia belum ada obatnya, dan</font><br /><font size="3">> belum diketahui penyebabnya secara pasti. Namun penelitian membuktikan</font><br /><font size="3">> penyakit ini memiliki dasar biologis yang kuat seperti halnya penyakit</font><br /><font size="3">> jantung, diabetes dll.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Penyakit ini juga bukan disebabkan oleh salah asuh, salah didik dan</font><br /><font size="3">> keluarga yang broken home. Ia bisa diderita oleh siapa saja, bahkan oleh</font><br /><font size="3">> keluarga yang paling normal sekalipun. Fakta statistik menunjukkan bahwa</font><br /><font size="3">> schizophrenia diderita oleh sekitar 1 persen dari populasi. Jadi, sekitar</font><br /><font size="3">> 2 juta orang dari 200 juta penduduk Indonesia. Dimana munculnya dimulai</font><br /><font size="3">> pada usia antara 16-30 tahun.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Yang luar biasa dari penyakit ini adalah, bahwa ia tidak hanya</font><br /><font size="3">> menghancurkan kondisi psikologis dan fisik penderita, tapi juga</font><br /><font size="3">> membawa kerusakan pada sendi-sendi keluarga dan masyarakat. Di</font><br /><font size="3">> negara-negara maju mereka menyebutnya "Killer of the Young People" karena</font><br /><font size="3">> menghancurkan produktivitas kaum muda.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Meski dapat disembuhkan melalui therapi yang panjang. Tapi jalan menuju</font><br /><font size="3">> kesembuhan seringkali merupakan proses yang melelahkan dan menghabiskan</font><br /><font size="3">> harapan. Bahkan ada penderita yang menghabiskan belasan tahun bertarung</font><br /><font size="3">> menghadapi schizophrenia. Sebagian lainnya mungkin tidak pernah sembuh dan</font><br /><font size="3">> berkeliaran seperti mayat hidup di jalan-jalan.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> <b style="">Stigmatisasi</b></font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Menyedihkan sekali bahwa penyakit yang luar biasa dahsyat ini tidak</font><br /><font size="3">> mendapat banyak perhatian baik dari pemerintah maupun dari masyarakat</font><br /><font size="3">> sendiri meskipun persentase penderitanya cukup besar.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Stigma masyarakat terhadap penderita gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> juga menekan para</font><br /><font size="3">> penderita pada lapisan terbawah struktur sosial. Akibatnya semakin banyak</font><br /><font size="3">> diskriminasi dan makin terpinggirkannya orang-orang malang ini. Yang</font><br /><font size="3">> artinya semakin dahsyat juga penderitaan yang dialami oleh penderita dan</font><br /><font size="3">> keluarganya.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Misalnya, anggapan bahwa orang gila semuanya bodoh, atau orang gila</font><br /><font size="3">> membahayakan orang yang waras. Padahal penelitian membuktikan bahwa banyak</font><br /><font size="3">> di antara penderita schizophrenia ber IQ tinggi bahkan di atas rata-rata.</font><br /><font size="3">> Penelitian lain mengatakan orang yang mengalami gangguan <b><font style="background: rgb(160, 255, 255) none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;" color="black">kejiwaan</font></b> lebih</font><br /><font size="3">> rentan mengalami pelecehan dan tindak kekerasan dari</font><br /><font size="3">> orang normal daripada sebaliknya.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Stigma semacam ini sangat menyulitkan penderita mencari pekerjaan yang</font><br /><font size="3">> layak. Sedangkan biaya pengobatan sangat-sangat mahal ditambah lagi krisis</font><br /><font size="3">> ekonomi yang makin menghimpit. Akhirnya banyak penderita tidak mampu</font><br /><font size="3">> menjangkau pengobatan yang memadai.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> <b style="">How to help?</b></font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Ada jutaan keluarga yang sedang berjuang menghadapi Schizophrenia. Banyak</font><br /><font size="3">> yang tidak mampu mendapatkan pengobatan yang memadai. Dan lebih banyak</font><br /><font size="3">> lagi yang tidak tahu apa yang sedang mereka hadapi sehingga tidak</font><br /><font size="3">> mendapatkan pengobatan yang tepat.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Kita mungkin tidak akan dapat sepenuhnya membantu mereka. Tapi akan sangat</font><br /><font size="3">> membantu bila setidaknya mereka tahu apa yang sedang mereka hadapi. Dan</font><br /><font size="3">> tahu ada orang lain yang juga sedang mengalaminya. Sehingga mereka bisa</font><br /><font size="3">> berbagi perasaan, pengalaman dan saling membantu satu sama lain.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Untuk itu kami mengajak rekan-rekan yang peduli untuk membantu mewujudkan</font><br /><font size="3">> proyek:</font><br /><font size="3">> "HOSPITAL without WALL - SCHIZOPHRENIA.WEB.ID"</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Sebuah self help initiatives project, membangun pusat informasi</font><br /><font size="3">> schizophrenia Indonesia di internet. Melalui aktivitas penerjemahan</font><br /><font size="3">> dan penerbitan informasi tentang schizophrenia di World Wide Web. Serta</font><br /><font size="3">> menghubungkan penderita dan keluarganya diseluruh Indonesia.</font><br /><font size="3">></font><br /><font size="3">> Caranya:<br />> 1. Dengan mengunjungi website kami : http://www.schizophrenia.web.id<br />> 2. Membaca informasi yang ada (sangat bermanfaat bahkan buat yang tidak<br />> mengalami)<br />> 3. Mencoba memahami, peduli, menerima keberadaan mereka.<br />> 4. Isi guestbooknya, biar kami tambah semangat :)<br />> 5. Bergabung sebagai volunteer untuk proyek kami.<br />> 6. BANTU MEMPROMOSIKAN KEBERADAAN KAMI DENGAN MEMFORWARD/MENGIRIMKAN<br />> EMAIL INI KE SEMUA REKAN-REKAN ANDA !!!!</font></p> Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-45990504283259752462009-01-11T22:11:00.000-08:002013-06-11T09:09:05.385-07:00Hubungan Antara Schizophrenia Dan Toxoplasma Gondii<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br /> --> --> <br /><br />1. Pendahuluan<br /><br />Berbagai penelitian epidemiologi belakangan ini menunjukkan bahwa berbagai agen infeksi dapat menjadi faktor predisposisi dari schizophrenia, salah satunya adalah infeksi dari Toxoplasma gondii. Pada hewan, infeksi oleh Toxoplasma gondii dapat menyebabkan perubahan perilaku dan fungsi neurotransmitter. Pada manusia, suatu infeksi Toxoplasma gondii akut dapat menghasilkan gejala psikosis yang menyerupai gejala yang biasanya terjadi pada seseorang yang mengidap schizophrenia.<br />Pemilihan topik Hubungan Antara Schizophrenia Dan Toxoplasma Gondii sebagai bahan literature review pada tugas parasitologi III kali ini dikarenakan penemuan peran dari Toxoplasma gondii pada etiologi dari schizophrenia sangat penting dan berkemungkinan mengarah pada pengobatan baru untuk pencegahan dan pengobatannya. Terima kasih, semoga berguna.<br /><br />Literature review Ma jaman semester 5 nih,, semoga berguna!!<br /><br />2. Isi<br /><br />Toxoplasma dan Schizophrenia<br /><br />Schizophrenia, penyebab dan gejalanya<br /><br />“SCHIZOPHRENIA merupakan penyakita yang kejam,” kalimat itu bukanlah berlebihan apabila dilihat dari kenyataan mengenai schizophrenia itu sendiri. Schizophrenia merupakan suatu gangguan neuropsikiatrik yang menetap dengan penyebab yang hingga sekarang belum diketahui serta terjadi pada kurang lebih 1% dari populasi dewasa di Amerika Serikat dan Eropa [1], penyakit ini juga dapat mengenai seseorang yang berumur 16 hingga 30 tahun.<br />Psikoterapi merupakan salah satu pengobatan dalam penanganan pasien schizophrenia, akan tetapi pengobatan dan penanganan medis yang konstan dapat memberikan penyembuhan lebih dari 50% pasien, walaupun relaps penyakit juga sering terjadi, dan pada akhirnya mereka menghabiskan hidup mereka di rumah dan penampungan. Kurang lebih 40% dari pasien schizophrenia tidak mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan dan berakhir di jalanan atau di penjara – bahkan bunuh diri.<br />Peningkatan angka kejadian schizophrenia pada seseorang dengan salah satu anggota keluarganya juga marupakan pasien schizophrenia menunjukkan bahwa faktor genetik berperan dalam etiologinya, dan beberapa calon gen predisposisi telah dapat diidentifikasi. Lingkungan merupakan salah satu faktor penting. Suatu penelitian epidemiologi menyatakan bahwa kelahiran saat musim semi hingga musim semi, kelahiran urban, dan infeksi perinatal dan postnatal merupakan faktor resiko perkembangan penyakit tersebut di kehidupannya mendatang.<br /><br />Suatu gangguan dapat dinamakan sebagai schizophrenia apabila memiliki setidaknya satu dari gejala berikut, yaitu:<br />Thought echo; yaitu pengulangan isi dari pikirannya sendiri dialam kepalanya, dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama tapi kualitasnya beda. <br />Delusion of control; waham terhadap dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar <br />Halusinasi auditorik; suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku orang tersebut, suara-suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. <br />Waham-waham menetap jenis lain yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar [2]. <br /><br />Atau memiliki paling sedikit dua gejala di bawah ini yang selalu ada dengan jelas:<br />Halusinasi yang menetap dari panca indra <br />Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan, yang berakibat inkohorensi atau pembicaraan yang tidak relevan. <br />Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh, gelisah, posisi tubuh tertentu atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, atau stupor. <br />Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial serta menurunnya kinerja sosial. <br /><br />Adanya gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaki pada setiap fase prodromal nonpsikotik) [2].<br />Penyebab schizophrenia hingga saat ini masih belum bisa dipastikan, beberapa peneliti berspekulasi bahwa schizophrenia memiliki latar belakang infeksi [3]. Dimulai pada tahun 1845, neurologis Perancis, Jean E. Esquirol menulis bahwa “gangguan mental telah menjadi sebuah epidemik, ini merupakan sebuah kepastian bahwa ada beberapa tahun tertentu dimana gangguan tersebut meningkat pada individu” mewabahnya psikosis setelah terjadinya epidemik pada influenza di tahun 1918 dan penemuan bahwa syphilis dapat menyebabkan demensia memberikan kepercayaan yang lebih pada teori-teori serupa. Pada tahun 1922, Karl Menninger, seorang psikiater berhipotesis bahwa schizophrenia merupakan suatu contoh dari efek samping dari virus encephalitis [4].<br /><br />Infeksi Toxoplasma gondii (Toxoplasmosis), siklus hidup dan penyebarannya<br /><br />Toxoplasma gondii merupakan parasit intraseluler. Siklus hidupnya hanya dapat disempurnakan hanya dengan perantara kucing atau genus felis yang lainnya. yang merupakan hospes definitive baginya. Namun demikian, Toxoplasma gondii juga dapat menyerang berbagai macam intermediate host, termasuk manusia. Pada sebagian jenis mamalia, Toxoplasma gondii dikenal sebagai salah satu penyebab hidrocephalus, pembesaran ukuran vertrikular, kerusakan kognitif, infeksi primer pada ibu hamil, aborsi, kelahiran mati (stillbirth) serta infeksi otot dan jaringan otak [2].<br />Toxoplasma gondii dapat melewati plasenta dan menginfeksi fetus, sehingga dapat menyebabkan Toxoplasmosis congenital yang meliputi perubahan abnormal pada kepala (hydrocephalus ataupun microcephalus), kalsifikasi intracranial, ketulian, kejang-kejang, cerebral palsy, gangguan retina, dan retardasi mental [4].<br />Prevalensi serologi menyebutkan bahwa toxoplasmosis merupakan salah satu dari infeksi kuman yang tersebar di seluruh dunia. Infeksi lebih sering terjadi pada cuaca hangat dan pada dataran rendah dibandingkan dengan daerah bdengan cuaca dingin dan daerah pegunungan. Prevalensi infeksi Toxoplasma gondii di Perancis telah terhubung dengan kebiasaan memakan makanan mentah atau yang tidak dimasak dengan benar. Sementara prevalensi infeksi Toxoplasma gondii di Amerika Selatan telah dihubungkan dengan frekuensi hewan liar pada cuaca yang mendukung kehidupan oocysts [5].<br />Respon imun seseorang akan sangat bervariasi terhadap infeksi Toxoplasma gondii, seperti status imun, waktu terjadinya infeksi, komposisi genetik pada host dan organisme itu sendiri [6].<br /><br /><br /><br /><img src="" /><br /><br />Gejala neurologis dan penelitian terkait dengan infeksi Toxoplasma gondiiBeragam gejala neurologis, seperti gangguan koordinasi, tremor, dan kejang telah terlihat pada domba, babi, hewan ternak, kelinci dan monyet yang terinfeksi Toxoplasma gondii. Manusia dapat terinfeksi Toxoplasma gondii dengan melakukan kontak dengan kotoran kucing, atau dengan memakan makanan yang tidak dimasak hingga matang [1].<br />Berbagai gejala neurologis yang sering dikaitkan dengan infeksi Toxoplasma gondii telah banyak menjadi perhatian dan banyak penelitian dengan topik tersebut telah dilakukan.<br />Rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral atau prinsip yang orisinil pada seseorang dengan Toxoplasma-positive memperlihatkan bahwa seseorang dengan infeksi Toxoplasma gondii umumnya lebih reflektif, cenderung untuk mencari informasi yang lebih detail dalam memaparkan suatu pendapat dan tidak dapat dipengaruhi dengan mudah. Mereka cenderung lebih tertutup, lamban, dan terkontrol, mereka juga bersifat lebih terorganisir, berlandaskan metode-metode tertentu, dan lebih menyukai aktivitas dengan peraturan yang mengikat dan dengan regulasi tertentu [7].<br />Adanya hubungan antara toxoplasmosis laten dan skor ‘rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral’ (low novelty seeking scores) telah dilaporkan. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara toxoplasmosis dan rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral tidak disebabkan oleh adanya hubungan parallel antara resiko dari infeksi Toxoplasma dan tempat serta ukuran tempat tinggal, juga antara tempat serta ukuran tempat tinggal dan skor ‘rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral’.<br />Yang mengejutkan adalah infeksi toxoplasmosis dan CMV berhubungan dengan rendahnya skor ‘rendahnya usaha pencarian nilai-nilai moral’ hanya pada kota-kota besar. Hingga sekarang, fenomena tersebut belum dapat dijelaskan.<br /><br />Penelitian terdahulu menyatakan bahwa seseorang yang terinfeksi Toxoplasma gondii medapatkan nilai lebih rendah pada kecerdasan verbal, yang diukur dengan Tes Otis dan menunjukkan kemungkinan yang lebih rendah dalam mendapatkan pendidikan sekunder dibandingkan seseorang yang tidak terinfeksi Toxoplasma gondii.<br />Secara teoritis, infeksi yang terjadi dapat menyebabkan perubahan perilaku, faktor personal dapat mempengaruhi resiko dari infeksi, dan faktor pendukung lainnya, seperti status ekonomi, memiliki peran pada dimensi personal dan resiko infeksi.<br />Dapat pula disimpulkan bahwa infeksi tersebut, lebih tepatnya keberadaan patogen dalam otak dari penderita infeksi, menstimulasi perubahan level neurotransmitter, yang menyebabkan perubahan perilaku dan dimensi personal.<br /><br />Penelitian yang telah dilakukan mengenai adanya hubungan antara Schizophrenia dan infeksi Toxoplasma gondii pada manusia.<br /><br />Pembaharuan dalam dunia psikiatri dan parasitologi yang mengarah pada peran dari agen infeksi pada schizophrenia pertama kali diajukan pada tahun 1896 [8]. editorial ini memfokuskan diri pada bukti-bukti spesifik yang menghubungkan antara infeksi Toxoplasma gondii dan penyebab dari beberapa kasus schizophrenia.<br />Beberapa kasus toxoplasmosis akut pada orang dewasa dihubungkan dengan delusi dan halusinasi. Beberapa gejala yang dilaporkan pada beberapa pasien dengan delusi, gangguan kepribadian paranoid dan berbicara dengan tidak teratur di diagnosis sebagai schizophrenia pada awalnya, akan tetapi gejala neurologist berkembang dan mengarah pada diagnosis tepat dari Toxoplasma encephalitis.<br />Telah dilakukan banyak penelitian mengenai antibodi Toxoplasma gondii pada orang dengan schizophrenia dan beberapa gangguan psikis yang serius lainnya, dengan hasil; 18 penelitian melaporkan adanya peningkatan persentase antibodi pada seseorang dengan berbagai gangguan psikis tersebut; pada 11 penelitian dari keseluruhan penelitian tersebut, perbedaan yang terjadi tampak signifikan secara statistik. Beberapa pengobatan yang digunakan untuk mengobati schizophrenia menghambat replikasi Toxoplasma gondii pada kultur sel. [1]<br />Suatu penelitian menduga bahwa seseorang dengan hasil tes serologi positif terinfeksi Toxoplasma mengalami perubahan psikiatri tanpa harus memiliki gejala klinis dari infeksi Toxoplasma. Pada penelitian tersebut, pasien yang memiliki serum antibody Toxoplasma gondii diberikan questionnaire kepribadian menunjukkan bahwa keberadaan serum antibody Toxoplasma gondii berhubungan dengan adanya perubahan perilaku dan kemampuan psikomotor [9].<br />Suatu penelitian di Cina pada yang diterbitkan Acta Psychiatrica Scandinavica pada Juli 2006 menemukan bahwa titer IgG Toxoplasma gondii labih tinggi 2.22 hingga 5.12 kali pada pasien dengan schizophrenia dibandingkan dengan kelompok kontrolnya, akan tetapi keadaan serupa tidak ditemukan pada titer IgM dari Toxoplasma gondii [10]. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2001 yang menyatakan adanya kenaikan signifikan pada titer IgA, IgG dan IgM antibodi Toxoplasma pada pasien dengan serangan schizophrenia pertama (first-episode schizophrenia) [11].<br />Telah temukan bahwa toxoplasmosis dan kontak dengan kucing berhubungan dengan peningkatan resiko schizophrenia [1,12]. Jumlah dopamine yang terdapat dalam otak diduga kuat berperan dalam menyebabkan schizophrenia [13].<br /><br />Penemuan peran dari Toxoplasma gondii pada etiologi dari schizophrenia berkemungkinan mengarah pada pengobatan baru untuk pencegahan dan pengobatannya.<br /><br />Daftar Pustaka<br />1. Torrey EF, Yolken RH: Toxoplasma gondii and schizophrenia. Emerg Infect Dis 2003, 9:1375-1380.<br />2. FK UI: Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius FK UI 2001<br />3. Yolken RH, Torrey EF: Hypothesis of a viral etiology in bipolardisorder. In Bipolar disorders. Basic mechanisms and therapeutic impli-cations Edited by: Soares JC and Gershon S. New York, MarcelDekker, Inc; 2002:305-315<br />4. E. Fuller Torrey and Robert Yolken, An Interview<br />5. Center Disease Center introduction to Toxoplasmosis<br />6. Suzuki Y. Host resistance in the brain against Toxoplasma gondii. J Infect Dis 2002;185 (suppl 1):S58–S65.<br />7. Novotná et al. Probable neuroimmunological link between Toxoplasma and cytomegalovirus infections and personality changes in the human host. BMC Infectious Diseases 2005, 5:54<br />8. Is insanity due to a microbe? [editorial] Sci Am 1896;75:303.<br />9. Havlicek J, Gasova Z, Smith AP, Zvara K, Flegr J. Decrease of psychomotor performance in subjects with latent ‘asymptomatic’ toxoplasmosis. Parasitology 2001;122:515-20Wang H-L et al, Acta Psychiatrica Scandinavica 2006; 114, 1: 40-48<br />10. Wang H-L et al, Acta Psychiatrica Scandinavica 2006; 114, 1: 40- 48<br />11. Yolken RH, Bachmann S, Roslanova I, Lillehoj E, Ford G, Torrey EF, Schroeder J: Antibodies to Toxoplasma gondii in individuals with first-episode schizophrenia. Clin Infect Dis 2001, 32:842-844.<br />12. Cook I, Derrick EH. The incidence of Toxoplasma antibodies in mental hospital patients. Australas Ann Med 1961;10:137-41.<br />13. Torrey EF, McGuire M, O’Hare A, Walsh D, Spellman MP. Endemic psychosis in western Ireland. Am J Psychiatry 1984;141:966-70.</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2771373795015859137.post-34119146618003774512009-01-08T01:44:00.001-08:002013-06-11T09:09:26.881-07:00The Benefits for Selling Information Products<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /><br />The world is full of information, delivered to interested parties via books, newspapers, reports, and more recently, the internet. You can now email important or current information to a long list of customers who are willing to pay you for the privilege of downloading it. There are two major benefits that make providing internet based information products a great way to earn your living. First, there are very few start up costs associated with providing such a service. Second, there are no shipping costs involved with getting paid information products to your clientele. These two benefits alone serve as a good tip as to which business you might seriously consider getting into.<br /><br /><br /><br /><br />Start Up Ease<br /><br /><br /><br /><br />Many small business owners fail in the first year of any new venture. One of the primary reasons for this, is that start up costs can be crippling and can quickly deplete whatever nest egg you have saved to launch your business idea. The effects of start up costs can be devastating to any conventional business owner. With internet information product services, all you really need are a few basic computer-related accessories to be off and running. With such affordable start up costs, your business is more than likely to succeed.<br /><br /><br /><br /><br />Shipping Costs Erased<br /><br /><br /><br /><br />Information products delivered to your customers over the internet are often provided as a quick and easy download. Gone are the days of spending money to send heavy information products to your clients. The internet has revolutionized the information products market and can result in significantly increased profits for you.<br /><br /><br /><br /><br />Information products are easy and simple to start up your business. It is very cost-effective to start up and no shipping charges when customers buy the product. Moreover, millions people look for some information to search on the net and are willing to pay the information if they can download immediately.</div>
Jasa Perawatan kolam renang Bogor Puncakhttp://www.blogger.com/profile/10982520443077903429noreply@blogger.com0